Campus CJ, Jakarta- "Hal-hal buruk terjadi ketika orang-orang baik diam, "kata dr. Sophia Hage, Manajer Kampanye & Humas Yayasan Lentera Sintas Indonesia pada sesi pembekalan para relawan pada acara "#MulaiBicara Goes to Siswa Orientasi Kampanye".
Program ini berlangsung di 78 sekolah yang ada di Jakarta. Lebih dari 15.000 siswa di seluruh Jakarta memperoleh pemahaman apa itu kekerasan seksual.
Dengan 146 relawan, Â program ini mengajarkan anak-anak tentang arti sebenarnya dari kekerasan seksual yang bentuknya beragam. Dari lelucon anak-anak muda untuk mengangkat rok, panggilan yang kurang sopan, dan puncaknya pemerkosaan.
Advertisement
Baca Juga
 Dari acara ini terungkap, 2 dari 3 kasus kekerasan seksual terjadi ketika korban berusia di bawah 18 tahun. Dengan kampanye ini diharapkan kekerasan seksual tak lagi terjadi. Para siswa yang berusia 11-17 tahun itu bisa mempunyai hubungan yang sehat dan mampu menyuarakan hak-haknya.Â
Kampanye kekerasan seksual ini berlaku untuk jangka yang lama, sehingga perilaku kekerasan sekskual makin menurun dan akhirnya hilang dari muka bumi.
"Angka-angka ini hanyalah puncak gunung es, karena hanya diperoleh dari kasus yang dilaporkan secara resmi, sedangkan 93% dari kasus kekerasan seksual tidak dilaporkan setiap tahun, "kata Wulan Danoekoesoemo, Direktur Eksekutif Yayasan Lentera Sintas Indonesia.
Kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa pun, tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, atau faktor-faktor lain, dan juga bisa terjadi di mana saja. Kekerasan seksual akan meninggalkan luka yang mempengaruhi mereka sepanjang hidupnya. Mereka, tidak hanya berurusan dengan trauma, mereka juga harus berhadapan dengan stigma masyarakat yang menyalahkan korban.Â
Â