Liputan6.com, Jakarta Hamparan tanah berbatu karang menyambut setiap orang yang tiba di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sepanjang jalan di Ibu Kota NTT berjejer batu karang menyembul dari tanah dengan berbagai ukuran. Sampai-sampai Gubernur NTT Frans Lebu Raya berseloroh, di Kupang bukan tanah berbatu, tapi batu bertanah.
Di sela karang tumbuh banyak flamboyan berbunga merah muda dan oranye yang menambah keindahan taman batu karang. Sesekali terlihat pula pohon lontar yang menjulang tinggi. Pohon-pohon itu seolah berlomba meraih birunya langit.
Advertisement
Kupang terkenal dengan udaranya yang sangat panas. Udara panas kian menyengat kala berjalan di siang hari. Meski demikian, pelancong sedikit tertolong dengan kencangnya angin pesisir. Kota Kupang berangin kencang karena tepat menghadap ke selatan yang berbatasan dengan Benua Australia. Karena itulah, di kota ini angin kencang menelusup di antara pepohonan khas tanah kering atau rumah-rumah warga yang masih letaknya saling berjauhan.
Berbicara pesisir, ada satu pantai unik dari sekian pantai yang ada di sini. Kupang memang kota pantai. Salah satu pantai yang menonjol adalah Pantai Batu Nona. Pantai ini tak jauh dari pusat kota, bisa ditempuh sekitar 15 menit dari penginapan dengan menggunakan kendaraan pribadi, karena tidak ada angkutan umum menuju tempat ini. Pilihan lainnya bisa juga menggunakan ojek.
Pantai Batu Nona adalah salah satu dari deretan pantai di Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT. Pantai di sekitar kecamatan ini di antaranya Pantai Oebobo dan Pantai Lasiana. Pantai ini sangat indah dengan hamparan pasir putih nan halus dan batu karang menghiasi bibir pantai.
Pantai ini memiliki legenda yang kuat di masyarakat. Di balik keindahannya, Pantai Batu Nona menyimpan kisah pilu dan mistik. Dikisahkan menurut warga setempat, dulu ada seorang gadis yang sengaja terjun di atas tebing batu karang dengan ketinggian 15 meter karena patah hati diputus hubungan oleh sang kekasih. Alasannya, hubungan dua sejoli ini tidak direstui orangtua.
Kemudian jasad gadis ini berubah menjadi batu menyerupai perempuan yang berdiri dengan tinggi 2 meter. Kisah inilah yang menjadikan nama Pantai Batu Nona. Nona sendiri merupakan panggilan seorang gadis di NTT.
Warga setempat menganggap pantai ini angker. Konon setiap menjelang Magrib, roh gadis itu bergentayangan dalam bentuk bayangan seorang perempuan sedang duduk di batu karang. Bahkan, katanya, suara tangisan pernah terdengar pengunjung pantai. Sehingga warga menyarankan ke Pantai Batu Nona sebelum pukul 18.00. Anda percaya atau tidak? Datang saja sendiri.
Pantai Wisata Andalan Kupang
Sejak 2000, pantai ini dikelola lebih baik, sehingga menjadikannya destinasi wisata andalan Kupang. Lambat laun, aroma mistik itu kian menghilang seiring semakin ramainya wisatawan.
Tebing karang tempat jatuhnya nona kini sudah tidak terlihat lagi karena sudah tergerus ombak angin barat. Namun untuk menandainya, pemerintah setempat menempatkan tiga patung berwujud perempuan di atas karang setinggi sekitar tiga meter.
Keindahan pantai ini semakin lengkap dinikmati dengan pisang epe yang nikmat dan minuman buah lontar. Buah ini bentuknya seperti kelapa, tapi isinya seperti kolang-kaling berukuran besar. Teksturnya yang kenyal dapat menyegarkan dahaga.
Selain buahnya, warga setempat juga memanfaatkan air nira yang dihasilkan dari bunga pohon lontar menjadi gula merah dan arak.
Pantai ini memiliki ombak yang tenang dan tak terlalu ramai karena lokasinya yang berada di teluk. Sangat menyenangkan berada di sini sambil menikmati jilatan ombak kecil di antara kaki. Ombak besar hanya datang di saat musim angin barat.
Meski demikian, embusan angin kencang disertai debu pantai agaknya sedikit mengganggu penglihatan. Sesekali mata berkedip karena kelilipan pasir. Untuk itu disarankan membawa kacamata ultraviolet untuk menghindari pasir yang dibawa angin dan teriknya matahari.
Jika ingin ke pantai ini, disarankan datanglah di sore hari. Selain teduh, Anda bisa menikmati fajar tenggelam di ufuk barat.
Yang menyenangkan, gambaran matahari tenggelam di pantai yang terletak di Jalan Timor Raya KM 10, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, ini tidak kalah dengan pantai di daerah Nusantara lainnya. Pemandangan matahari tenggelam di sore hari bisa juga disebut golden sunset, karena semburat warnanya tampak keemasan.
Bagi Anda yang suka dengan fotografi, sangat cocok sekali untuk mendapatkan gambar bagus. Tak ketinggalan, pantai ini bisa juga jadi surganya bagi yang menyukai foto selfie.
Untuk masuk ke kawasan Pantai Batu Nona tidak dipungut biaya alias gratis. Hanya cukup mengeluarkan uang parkir bagi yang membawa kendaraan.
Pantai Batu Nona mungkin bisa menjadi destinasi wisata Anda bersama teman, keluarga atau pasangan, untuk sekadar berpelesir dan melepas penat dari hiruk pikuk pekerjaan.
Penulis:
Muhamad Nuramdani
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.
Â