Sukses

Ibu Murka, Anaknya Diusir dari Toilet Gara-Gara Transgender

Shappley menghadap dewan sekolah untuk menanyakan mengapa putrinya itu tidak boleh menggunakan toilet perempuan.

Liputan6.com, Jakarta Kim Shappley, seorang ibu di Texas, Amerika Serikat memperjuangkan hak anaknya sebagai transgender. Sebab anaknya yang bernama Kai Shappley mengalami diskriminasi saat hendak menggunakan toilet di sekolahnya. Kai Shappley terlahir sebagai seorang lelaki bernama Joseph Paul, namun pada umur 5 tahun, ia resmi menjadi perempuan.

Dilansir click2houston, ketika Kai berusia 3 tahun, Kai sering berkata bahwa dirinya adalah seorang gadis. Sebagai seorang pendeta yang taat, Shappley mengatakan awalnya sangat sulit saat menghadapi buah hatinya seperti itu, ucapan, tingkah lakunya seperti perempuan.

“Aku seorang gadis, kau tahu aku seorang gadis,” ujar Shappley menirukan buah hatinya.

Shappley bahkan telah menghukum buah hatinya agar tidak bersikap seperti itu lagi. Tapi nyatanya, Kai malah menjadi trauma atas tindakan itu.

“Akhirnya aku memutuskan untuk mentransgender buah hatiku,” ujarnya.

Namun, pada bulan lalu, Kepala Sekolah Pearland Independent School District tiba-tiba mengatakan kepada Shappley, bahwa Kai tidak boleh menggunakan toilet perempuan. Alasannya toilet harus digunakan sesuai dengan jenis kelamin yang tertera pada akta kelahirannya.

2 dari 2 halaman

di persidangan

Selasa malam (09/08), Shappley menghadap dewan sekolah untuk menanyakan mengapa putrinya itu tidak boleh menggunakan toilet perempuan. Ia bahkan berdebat dengan dewan sekolah dalam persidangan.

“Harap mengerti, aku tidak berjuang tentang toilet. Aku berjuang untuk hidup anakku, aku sedang berjuang untuk kesejahteraannya, aku sedang berjuang untuk kebahagiaannya, dan aku berjuang untuk masa depannya,” kata Shappley.

“Semua orang yang berpendidikan, siapapun itu telah mengatakan hal yang salah kepada anak saya bahwa anak saya tidak bisa menggunakan fasilitas sekolah yaitu toilet sesuai dengan jenis kelaminnya yang sekarang,” lanjutnya.

Dewan sekolah tidak mengomentari pendapat Shappley, ia mengatakan hal tersebut tidak ada dalam agenda.Meskipun Shappley memiliki pendukung dalam persidangan, tetapi tidak semua setuju dengannya.

Salah satu orang tua siswa yang mengikuti persidangan mengatakan, Rick Torrison, ia memahami persoalan Shappley. “Aku mendukung Kai, aku mendukung Shappley. Tapi aku juga mendukung dewan sekolah,” katanya.

Menanggapi hal itu, Distrik Sekolah Pearland Independent mengirimkan pernyataan sikap yang mencoba menengahi keduanya. “Kai bisa menggunakan toilet umum yang biasa digunakan oleh laki-laki dan perempuan yang berada di tiap kelas,” tulis surat pernyataan itu.

Penulis:

Pemela Sandri

Universitas Pancasila

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6