Liputan6.com, Jakarta Mohammad Abdullah (22), pria asal Dhaka, Bangladesh ini sedari kecil menggilai sepak bola. Impiannya yakni suatu saat bisa bertanding dengan idolanya, Cristiano Ronaldo. Sayang, ia kehilangan kedua kakinya sewaktu remaja.
Baca Juga
Advertisement
Meski kedua kakinya terenggut 10 tahun lalu, hal tersebut tidak membuat Mohammad memupus cita-citanya. Bahkan, pria yang bekerja sebagai porter di sebuah stasiun ini makin mahir bermain sepak bola.
"Sejak tidak kecelakaan itu, aku tak pernah berpikir bisa berjalan lagi. Apalagi bermain sepak bola. Kursi roda menemaniku ke manapun sehabis kecelakaan," ungkap Mohammad seperti dilansir dari Daily Mail, Kamis (01/09/2016).
Walau demikian, Mohammad tak ingin terjebak di kursi roda terus-terusan. Ia bertekad mencoba berjalan lagi, bahkan bermain sepak bola lagi. Kesulitan sudah tentu mesti dihadapi oleh Mohammad awalnya. Namun setelah bisa berjalan, ia bisa kembali bekerja dan malahan bermain sepak bola kembali.
Â
Mohammad ditinggalkan oleh ibu kandungnya waktu berumur tujuh tahun. Dibesarkan oleh ayah dan ibu tiri, Mohammad memilih kabur dari rumah. Pada tahun 2001, ia bepergian dengan kereta api.
Saat mencoba mencapai kereta lain, kereta itu bergerak dan ia terpeleset. Kakinya terperangkap di bawah roda kereta yang melaju kencang. Mohammad dilarikan ke Dhaka Hospital Medical College. Meski nyawanya tertolong, ia mesti kehilangan kedua kaki di bawah paha.
Selama di rumah sakit, tak satu pun dari keluarganya yang mendatanginya. Akhirnya, pihak rumah sakit mengirimnya ke panti asuhan. Ia tinggal di panti asuhan selama 18 bulan sebelum kembali kabur.
Meski sesungguhnya Mohammad bisa mendapat uang dengan mudah dari mengemis, ia tak suka melakukannya. Ia mencoba bekerja menjaja koran dan mengubur mimpinya menjadi pemain bola.
Kembali Bermain Sepak Bola
Namun suatu hari, semangatnya bermain sepak bola kembali terbakar saat melihat anak laki-laki yang bermain sepak bola di jalan. Mohammad ingin bermain dengan mereka, tapi ditolak.
"Aku ingin bermain dengan mereka, tapi mereka tidak membolehkan saya. Itu membuat saya marah."
Pada tahun 2003, organisasi non pemerintah membawanya ke tempat penampungan yang baik. Di sana, ia bertemu dengan pelatih sepak bola yang melihat semangatnya.
"Ada seorang pelatih yang mendorongku untuk berlatih. Tak hanya itu, dia juga mulai melatihku. Awalnya aku bermain dengan kaki, tapi aku kemudian aku mencoba bermain sepak bola dengan kakiku."
Â
Mohammad kini bermain sepak bola di Stadion Nasional Bangladesh pada tingkat dasar. Meski tidak memiliki kaki, ia bisa bermain dengan baik. Orang-orang selalu melihatnya dengan kagum karena ia membuktikan, tanpa kaki, ia masih bisa bermain sepak bola.
"Aku tidak takut berhadapan dengan lawan yang lebih besar. Aku berharap suatu saat bisa bermain untuk klub."
Selain bermain sepak bola, Mohammad juga bekerja sebagai porter di stasiun agar bisa membeli makanan. Meski rumah penampungan memberinya makan satu kali sehari, ia butuh uang untuk membeli makanan maupun benda yang ia butuhkan.
"Jika diberi kesempatan untuk bermain secara profesional, aku akan memanfaatkan tawaran itu dengan cara apapun. Ini mimpiku."
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Advertisement