Citizen6, Jakarta Jika kamu perhatikan, kini, hampir tiap orang bisa memiliki ponsel. Harga ponsel yang murah dilengkapi fitur mumpuni untuk menangkap foto dan mengambil video menjadi pelengkap kebutuhan hidup. Akses mengunggah foto dan video ke jejaring sosial dari ponsel juga makin mudah, khususnya video mobile journalism (mojo).
Baca Juga
Advertisement
Untuk menghasilkan video mojo yang berkualitas memang membutuhkan topik menarik dan penyuntingan video yang baik. Dalam acara EMTEK Goes to Campus 2016 di Airlangga Convention Center, Universitas Airlangga, Surabaya pada 7-8 September lalu, kompetisi video mojo yang dibuka amat menarik para mahasiswa. Berikut ini tiga juara video mojo.
Juara 3 Mojo - Muhammad Syarifin
Video mojo menjelang Idul Adha soal hewan kurban berhasil dibuat Muhammad Syarifin, mahasiswa semester 5 jurusan Ilmu Komunikasi UNAIR. Ia terinspirasi dari seniornya, seorang enterpreneur (pengusaha) muda yang masih duduk di semester. Salah satu bisnis seniornya berupa usaha peternakan hewan kurban.
Syarifin membuat laporan berupa video khas jurnalis untuk enterpteneur.
"Temanya melihat peluang enterprenuer muda dalam usaha peternakan hewan kurban di surabaya. Aku nge-shoot cuma satu hari saja, pas H-1 pengiriman video mojo," ungkap Syarifin.
Juara 2 Mojo - Zahrina Nabilah
Dari minat dan hobi berkirim kartu pos (postcard) dengan teman pena di luar negeri, Zahrina menjadi juara 2 lomba mojo. Ia membuat video mojo khas investigasi soal harga kartu pos.
"Aku kepo sama harga postcard. Harga postcard di Bojonegoro Rp 25000, sedangkan di kantor pos Surabaya berbeda tapi sudah ada surat resmi soal harganya. Kalau di kantor pos UNAIR harganya Rp 10000," kata Zahrina.
Konsep mojo Zahrina memang diawali adegan ia duduk berbicara, setelah itu video mojo invetigasi diputar.
Advertisement
Juara 1 Mojo - SMA 5 Petra
Konten video mojo dari SMA 5 Petra sukses memikat juri. Tim yang terdiri atas 4 orang, yakni Irene Yenawan (reporter), Valencia Vivian (Editing), Yosua Putra (Ide), dan Yonas Christianto (cameraman) membuat konten senam mata (eye exercise). Mereka memandang eye exercise yang dilakukan dua tahun lalu terbilang baru.
Salah satu keunggulannya, eye exercise yang berasal dari Tiongkok ini baru dilakukan di SMA 5 Petra di Surabaya.
"Senam mata dilakukan sebelum mata pelajaran berlangsung, hari Selasa dan Kamis. Tahun lalu memang tiap hari. Dari data, beberapa anak minusnya berkurang," kata Irene.
Senam mata dinilai praktis karena bisa dilakukan di mana saja.