Liputan6.com, Jakarta - Seorang remaja di India yang lahir dengan ekor akhirnya bisa bernapas lega. Dokter berhasil mengangkat ekor tersebut setelah melalui serangkaian operasi yang rumit.
Baca Juga
Advertisement
Awalnya, orang tua si anak yang tak disebutkan namanya itu percaya bahwa ekor merupakan lambang keberuntungan. Namun, semakin dewasa, si remaja berusia 18 tahun mulai merasa kesakitan dan merana.
Ekor sepanjang 18 sentimeter itu melekat dengan sum-sum tulang belakang. Hal inilah yang membuat dia merasa kesakitan. Ahli bedah saraf yang memimpin operasi itu menyebutkan kalau cacat tersebut memberi efek psikologis pada si anak yang tumbuh dewasa.
Dilansir dari Nextshark, Jumat (07/10/2016), anak itu mulai merasa tidak nyaman dan kesulitan tidur dan duduk. Bahkan, rasa sakit tersebut disebut menyiksa dirinya.
"Anak itu juga menderita masalah psikologis yang ekstrem karena ekor itu. Ia harus selalu menyesuaikan ekor di pakaiannya saat duduk," kata Dr Pramod Giri, seorang ahli bedah saraf.
Seseorang yang memiliki ekor tidak wajar seperti demikian, sudah tentu menjadi sasaran ejekan orang-orang. Hal itulah yang dialami si remaja berekor.
Setiap janin manusia saat di dalam rahim awalnya memang memiliki ekor. Ekor tersebut akan menyusut seiring pertumbuhan janin dan membentuk bagian dari tulang belakang.
Dalam kasus yang jarang terjadi, terjadi kelainan seperti yang dialami si remaja. Kondisi ini disebut Spina Bifida. Hanya ada 23 kasus serupa di dunia yang pernah dilaporkan selama ini.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6