Liputan6.com, Jakarta Warisan Budaya Tionghoa di Indonesia merupakan salah satu bagian penting di dalam perkembangan budaya Indonesia. Berbagai pedoman hidup tentang sikap manusia yang baik dan buruk, tentang tipu muslihat, ambisi dan keserakahan telah diangkat di dalam cerita Tionghoa baik melalui buku maupun film.
Advertisement
Masyarakat Indonesia pada umumnya akrab dan menggandrungi cerita Tionghoa, terutama yang mengangkat kisah-kisah para pendekar silat. Hal ini menjadi inspirasi bagi program Indonesia Kita pada pentas ke- 21, untuk merefleksikan warisan budaya Tionghoa menjadi wawasan terhadap berbagai corak perilaku manusia di masa kini.
Pada pentas ke-21 ini Indonesia kita menampilkan Lakon Sri Entay.
Lakon Sri Eng Tay adalah sebuah upaya memadukan beragam warisan budaya Tionghoa ke dalam pertunjukan yang bisa merefleksikan persoalan kekinian.
Mengisahkan tentang dunia persilatan atau dunia Kang-Ouw yang terinspirasi dari ragam cerita silat sebagaimana dalam karya-karya Kho Ping Ho, Chin Yung, Khu Lung dan lain-lain, yang dipadukan dengan cerita legendaris Sam Pek Eng Tay dan seni bela diri Wushu.
Lakon Sri Eng Tay dimulai dengan suasana duka dan gelisah sebuah perguruan silat bernama “Go Bi Pai”, sebuah perguruan silat yang seluruh anggotanya adalah perempuan.
Sri Eng tay dijadwalkan pentas pada hari Jumat – Sabtu, 28 – 29 Oktober 2016 - Pukul 20.00 WIB. Bertempat di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya 73, Jakarta Pusat
Dengan tim kreatif Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Bre Redana, Djaduk Ferianto pentas kali ini pastinya akan lebih menghibur.
Selamat menonton.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6