Sukses

Unik, Aplikasi Ini Bisa Dipakai Ngobrol dengan Orang Mati

dapat memungkinkan penggunanya berkomunikasi dengan orang yang telah mati

Liputan6.com, Jakarta Rasanya mustahil ada sebuah aplikasi percakapan yang dapat menghubungkan dengan orang yang telah mati. Tapi di zaman teknologi yang serba canggih seperti ini, apa sih yang tidak mungkin? Justru ketidakmungkinan itulah yang barangkali tidak mungkin. Dengan kata lain, tidak ada yang tidak mungkin.

Well, bicara soal ketidakmungkinan, baru-baru ini programmer asal Rusia, Euginia Kuyda mengumumkan telah merancang teknologi yang dapat memungkinkan penggunanya berkomunikasi dengan orang yang telah mati. Benarkah hal itu, silakan melipat dahi terlebih dahulu.

Dilansir Odditycentral.com, rancangan itu dilatarbelakangi oleh rasa kehilangan Kuyda pasca ditinggal mati sahabatnya secara tiba-tiba. Ketika itu, rekan sesama programmer Kuyda, Roman Mazurenko meninggal akibat kecelakaan mobil, Kuyda begitu terpukul.

"Namun tiga bulan pasca ditinggal Roman, saya bisa berkomunikasi dengan mengirim pesan teks kepadanya. Tanpa harus ke kuburannya," ujar Kudya, dilansir Odditycentral, Selasa (18/10).

Kuyda menerangkan, aplikasi chatting itu telah memuat setiap detil memori digital selama Roman hidup. Termasuk di antaranya, artikel, ribuan pesan teks, SMS, foto, yang pernah ia kirimkan kepada Roman selama bertahun-tahun.

"Aplikasi ini seperti memuat jaringan saraf Roman. Jadi ketika Anda mengirim pesan ke ChatBot AI, Anda seperti berbicara kepada Roman," ujarnya.

Kuyda mencontohkan, dirinya mengirim pesan kepada ChatBot AI yang telah dirancang sesuai jalinan memori Roman, maka balasan yang didapat pun seolah adalah Roman yang berbicara.

"Orang-orang yang mengenal Roman mengatakan, ini adalah Roman. Setidaknya ini terdengar seperti dia," ujarnya.

Sayangnya, aplikasi itu baru terbatas kepada memori satu orang saja, yakni Roman Mazurenko. Jika Anda penasaran, aplikasi itu juga telah tersedia di iOS dengan nama Luka.

"Anda tinggal menambahkan @Roman. Anda dapat menanyakan pertanyaan apa saja. Lihat responsnya. Silakan belajar tentang dirinya," jelasnya.

Namun Roman hanya bisa menjawab dengan dua bahasa, yakni Inggris dan Rusia. Banyak dari anggota keluarga dan teman-teman Roman menggunakan aplikasi itu. Meski banyak yang mendukung sebagai terapi untuk mengobati kerinduan terhadap Roman, namun ada yang menganggap aplikasi itu sangat mengerikan dan berbau supranatural.

Ayah Roman misalnya, ia menganggap aplikasi bernama Luka itu dapat mengobati kerinduan dan belajar mengenal lebih tentang anaknya. "Saya bisa belajar lebih banyak tentang anakku sendiri. Namun ketika aplikasi itu tidak berjalan sebagaimana Roman, saya sadar saya telah kehilangan anak saya," ujarnya.

Sementara Kuyda terus menggunakan aplikasi itu untuk berkomunikasi dengan sahabatnya. Ia mengatakan, aplikasi itu menjadi satu-satunya cara untuk mengobati kesedihannya.

"Semua pesan itu adalah tentang cinta. Bahkan jika itu bukan Roman sebenarnya. Saya menganggap hal itu adalah apa yang belum dikatakan Roman. Terkadang orang tidak punya waktu untuk mendengarkan semuanya," ujarnya.

Kuyda menganggap hal itu lebih baik ketimbang dengan cara mengirim pesan ke surga lewat surat dalam botol yang di lempar ke laut. Dan tidak pernah tahu kapan surat itu akan kembali sebagai jawaban. "Kamu akan bisa merasakan itu ketika kamu benar-benar merasa kehilangan dan kesepian," pungkasnya.

(War)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6