Sukses

Demi Selamatkan dari Tumor Ganas, Bayi Ini 'Dilahirkan' Dua Kali

Seorang bayi yang menderita tumor ganas, 'dilahirkan' sementara untuk dioperasi lalu dikembalikan lagi ke dalam rahim sang ibu.

Liputan6.com, Jakarta - Saat Margaret Boomer yang hamil 16 minggu melakukan pemeriksaan USG rutin, ia diberitahukan sesuatu yang membuatnya syok. Hamil anak ketiga, wanita itu diberitahu bahwa bayinya menderita kelainan langka yang disebut Sacrococcygeal teratoma. 

Sacrococcygeal teratoma merupakan tumor yang berkembang sebelum kelahiran anak dan tumbuh dari tulang ekor mereka. Tumor ini paling sering ditemukan pada anak perempuan pada satu berbanding 35.000 kelahiran.

Untuk Margaret yang awalnya mengandung anak kembar dan kehilangan salah satu dari mereka sebelum trimester kedua, tentu hatinya remuk mendengarnya.

"Beberapa dari tumor ini bisa ditoleransi hingga janin bisa lahir dan kami bisa mengoperasinya setelah dilahirkan. Tapi kebanyakan, tumor ini membuat janin terhambat menerima pasokan darah," jelas dr Darrell Cass, yang memeriksa wanita itu.

Ia menambahkan, situasi ini menjadi kompetitif. Sementara janin mencoba tumbuh dalam rahim, tumor juga mencoba tumbuh dengan menghisap darah dari janin.

"Dalam beberapa kasus, tumor menang dan bayi meninggal," imbuh dia.

Melansir dari Vagabomb, Rabu (26/10/2016), Darrell dan timnya kemudian menyusun alternatif untuk menyelamatkan bayi Margaret. Caranya, dengan mengoperasi janin yang belum dilahirkan.

Tentu saja, ini akan menjadi operasi yang sangat berisiko dan kemungkinan bayi selamat sangat tipis. Tapi bagi Margaret dan suaminya, mereka tak punya pilihan lain.

- 

Saat operasi akhirnya diputuskan untuk dilakukan, Margaret tengah hamil 23 minggu. Pada saat itu, tumor telah berkembang bahkan lebih besar dari janin. Operasi berlangsung selama sekitar lima jam.

Waktu terbanyak dihabiskan untuk membuka lapisan membran rahim. Sementara untuk mengoperasi janinnya, mereka hanya punya waktu 20 menit.

Tim dokter menyatakan bahwa mereka sangat berhati-hati membuat sayatan dan menjahit rahim. Agar rahim bisa kembali dijahit dan ketuban tidak bocor.

Saat operasi dilakukan, denyut jantung bayi itu sempat melambat ke tingkat yang mengkhawatirkan. Beruntung, transfusi darah dengan jumlah yang tepat berhasil melanjutkan operasi itu.

"Ini semacam keajaiban rahim dapat dibuka, janin dikeluarkan untuk dioperasi, lalu dikembalikan lagi ke dalam," tutur sang dokter.

Mungkin pada dasarnya belum ajalnya si bayi, selama sisa kehamilannya, bayi dalam kandungan Margaret baik-baik saja. Seminggu kemudian, wanita itu akhirnya melahirkan kembali si bayi dengan bantuan operasi.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6