Sukses

Ninjutsu Kini Makin Populer di Indonesia

Tak hanya menjadi tokoh fiksi, ninja ada di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Ternyata sosok ninja tidak hanya ada dalam cerita dan film fiksi saja. Kemampuan menyusup dengan menggunakan pakaian serba hitam dan memiliki ilmu bela diri yang mematikan seakan menjadi ciri khas ninja. Asal usul ninja sendiri berawal pada tahun 552 SM dimana pada saat itu seni Nonuse masuk ke Jepang dan menjadi cikal bakal ninja. Seni Nonuse merupakan seni bertindak secara diam-diam.

Pada saat itu seni Nonuse menjadi bagian dari kegiatan keagamaan. Seni Nonuse ini dipakai oleh para pendeta untuk memberikan informasi kepada orang-orang yang ada di pemerintahan. Akhirnya pada tahun 645 SM para pendeta tersebut terus mengembangkan seni Nonuse dengan menambah gerakan-gerakan bela diri agar terhindar dari intimidasi yang diberikan orang-orang pemerintahan. Pada saat itulah muncul seni bela diri Ninjutsu yang dimiliki oleh para ninja. Ninjutsu sendiri merupakan gabungan dari kemampuan untuk menyelinap dan pertahanan canggih yang dimiliki oleh seorang ninja.

Ninjutsu ini pun sudah masuk ke Indonesia sejak diperkenalkan oleh Sensei Sanmoon Nakamura pada tahun 1994. Sensei Sanmoon Nakamura mendapatkan seni bela diri Ninjutsu ini setelah lulus dari Kevin Harthore Ninja School di Australia.

Dia juga membuat wadah yang bernama Ninjutsu Indonesia Club (NIC) yang sudah tersebar sebanyak 30 cabang di Indonesia. Salah satu cabang komunitasnya terletak di Jl. Mayor Oking, Cibinong, Bogor. Ninjutsu Indonesia Club (NIC) ini memperkenalkan aliran baru yaitu Sanmoon Ryu Ninjutsu, dimana pada prakteknya lebih menekankan pada pertahanan diri Ninjutsu.

Bagaimana seni beladiri Ninjutsu yang di miliki seorang ninja dapat sampai ke Indonesia? Simak video dan kelanjutan artikel dengan mengeklik tautan berikut ini.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya yang sedang populer: Sekilas Sejarah Seni Bela Diri Muay Thai. Yuk, berbagi di Forum Liputan6.

Penulis:

Dimas Pamungkas - Universitas Pancasila