Liputan6.com, Jakarta Mengapa mengunyah sepotong martabak manis terasa lebih lezat saat belajar mengahadapi ujian? Atau Anda tidak bisa berhenti mengunyah gorengan setelah putus dari pacar? Kabar baiknya, Anda tidak sendirian menghadapi situasi semacam itu. Jutaan manusia di dunia menggunakan makanan untuk menghilangkan stres yang dialami.
Ternyata terdapat alasan ilmiah mengapa makanan menjadi lebih lezat disantap saat sedang bersedih. Di Amerika Serikat, situs layanan pesan antar Seamless mencatat lonjakan pesanan makanan siap saji saat murid sekolah menengah mengahadapi ujian akhir.
Hubungan mengudap makanan dengan stres yang dialami manusia menarik perhatian ilmuawan. Sebuah penelitian yang dipublikasikan American Journal of Clinical Nutrition membuktikan, orang-orang yang sedang stres lebih sulit mengontrol asupan pola makannya dibanding mereka yang hidupnya baik-baik saja. Pada penelitian lain di Rumania, ayam goreng dipilih sebagai cemilan untuk meredakan stres.
Advertisement
"Ada dua teori yang dapat menjelaskan keadaan ini," kata Clifford Segil, seorang ahli neurologi di Providence Saint John Health Center di Santa Monica, California, Amerika Serikat.
Teori pertama menjelaskan bahwa ini berhubungan dengan otak manusia dan hormon yang mengaturnya. "Ketika kita ngemil, otak mengeluarkan endorfin dalam jumlah besar yang membuat kita merasa nyaman," jelas Segil. Saat seseorang stres, efek endorfin ini bekurang drastis. Oleh karena itulah sensasi enak makan akan semakin terasa ketika kita sedang tertekan. Lalu, bagaimana teori ilmiah lain yang menjelaskan mengapa orang mengunyah makanan lebih banyak saat stres? Simak dengan mengeklik tautan berikut ini.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya yang sedang populer: Unik, Nenek Nyentrik Ini Bergaya Serba Hijau Selama 20 Tahun. Yuk, berbagi di Forum Liputan6.