Liputan6.com, Jakarta Kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hingga kini memang masih menjadi topik yang paling ramai dibahas masyarakat Tanah Air.
Baca Juga
Advertisement
Selain telah ditetapkan sebagai tersangka pada 15 November 2016 lalu, Ahok pun telah menjalani sidang perdananya pada Selasa, 13 Desember 2016 di bekas gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Kasus dugaan penistaan agama tersebut juga memunculkan banyak tanggapan dari berbagai tokoh penting, salah satunya sebuah video yang baru-baru ini beredar di internet yang memperlihatkan kebersamaan Ahok dengan almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ketika kampanye pemilihan gubernur Bangka Belitung 2007.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur yang juga didampingi Yenny Wahid menyatakan bahwa politik sebenarnya tidak ada hubungannya dengan soal agama.
Pernyataan Gus Dur
Pernyataan Gus Dur tersebut pun dihubungkan dengan polemik yang terjadi kini apakah ucapan Ahok yang menyebut ayat suci Alquran, yaitu surat Al Maidah 51 termasuk dalam penodaan agama.
Belum bisa baca Quran udah ngomongin Quran. Berani.
Jadi karena itu, mantap saja semuanya nyoblos Ahok.
Peganglah ini. Kalau omongan orang tolol, nggak usah didengarkan, betul?
Ada yang mengatakan, orang Kristen dan orang Yahudi tidak akan rela dengan kamu Muhammad sampai kamu ikut agama mereka.
Saya bilang, ayat ini tidak ada urusannya dengan Gubernur, betul? Kenapa? Karena kalau orang Kristen dan orang Yahudi tidak rela dengan kita, kita juga tidak rela dengan agamanya siapa pun, betul nggak?
Apa Anda mau salat di belakang orang Yahudi? nggak mau. Salat di belakangnya orang Kristen? Salat di belakangnya orang Cina? nggak mau.
Tapi kalau pemerintahan, tidak apa-apa. Nah begitu, kita harus tahu dong. Dimana makenya ayat, jangan sembarangan aja.
Kita semua harus sama-sama memilih orang yang pandai untuk pemerintahan. Betul?
Basuki sudah membuktikan diri menjadi bupati yang baik di Belitung Timur.
Nggak usah takut-takut, saya dari Jakarta demi kebenaran. Bahwa urusan politik itu tidak ada hubungannya dengan agama. Jadi kalau nyoblos Ahok, tidak berarti kita ikut agamanya dia. Kita lihat dia sebagai calon gubernur yang baik.
Dalam video tersebut Ahok pun merasa bangga karena ada sosok seperti almarhum Gus Dur mengingatkan agar masyarakat tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang menggunakan isu agama.
Syukur karna di Indonesia ada Gus Dur. Saya kira sulit mempertahankan persatuan dan kesatuan Indonesia karena terlalu banyak oknum-oknum elit yang korupsi lalu menggunakan sara agama dan ras untuk menghalangi pemimpin jujur menuju kesejahteraan.
Video kontroversial tersebut juga konon ditolak tayang pengadilan. Hal tersebut pun diutarakan Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto.
Ia menolak permintaan penasihat hukum Ahok terkait penayangan video Ahok di Kepulauan Seribu pada 17 September 2016 dan video Gus Dur saat kampanye di Bangka Belitung.
"Untuk menayangkan video yang berdurasi 9 menit dan 7 menit serta lampiran selebaran, setelah kami bermusyawah dengan pimpinan majelis itu tidak perlu ditayangkan," kata dia saat menanggapi permintaan penasihat hukum Ahok, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2016).
(ul)
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Advertisement