Liputan6.com, Jakarta - Pilot angkatan udara wanita pertama Afghanistan memutuskan meminta suaka di Amerika Serikat karena merasa hidupnya terancam. Kapten Niloofar Rahmani (25) menjadi berita utama saat ia meyelesaikan pelatihannya pada tahun 2013.
Baca Juga
Advertisement
Ia menepis larangan orang tuanya untuk bergabung dengan program kemiliteran di Texas, Amerika Serikat. Ia tetap bertahan meski menerima ancaman pembunuhan selama dan setelah ia menyelesaikan pelatihannya.
Namun, Rahmani mengaku keadaan semakin memburuk di negara asalnya dan ia tak punya pilihan selain mengajukan permohonan suaka.
"Saya akan dengan senang hati terbang dalam rangka tugas untuk negara saya, itu yang selalu ingin saya lakukan. Tapi saya juga takut hidup saya terancam," katanya pada Wall Street Journal.
Jika suaka diberikan, Rahmani mengaku akan terus terbang. Baik dengan Angkatan Udara Amerika Serikat atau sebagai pilot komersil.
"Semua yang saya lalui, semua penderitaan itu, saya hadapi karena saya benar-benar ingin terbang. Itu adalah mimpi saya," tambahnya.
Rahmani menerima Penghargaan Perempuan Internasional Pemberani dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada tahun 2015.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6