Liputan6.com, Jakarta Sejak beberapa saat lalu hingga baru-baru ini masih ada saja pesan broadcast yang tersebar luas terkait keamanan makanan yang kita makan. Salah satunya tentang pesan broadcast yang satu ini: kode-kode pada makanan yang berarti bahan-bahan berbahaya bahkan haram dimakan!.
Baca Juga
Sebagai konsumen di zaman modern ini, sudah sepantasnya kita berlaku lebih bijak dan cerdas menghadapi isu terkait makanan yang sehari-hari kita konsumsi. Arus informasi harus kita pahami dan telusuri mana yang benar dan mana yang sesat. Semoga tulisan ini bisa sedikit memberikan informasi baru terkait kode-kode yang disebutkan dalam pesan broadcast yang simpang-siur itu.
Advertisement
Kode-kode yang berawalan huruf "E" dan diikuti angka di belakangnya disebut E-Number. E-Number merupakan sebuah list kode bahan tambahan pangan (food additives) yang ditetapkan oleh Uni Eropa untuk mengatur bahan-bahan tambahan makanan/minuman yang telah lolos uji keamanan untuk dikonsumsi dan diperjualbelikan di wilayah Uni Eropa. Kode tersebut harus dicantumkan pada label kemasan bahan yang bersangkutan. Untuk negara kita Indonesia, tidak mengikuti aturan Uni Eropa tersebut, sehingga kita tidak lazim menemui kode-kode E-Number itu pada label produk pangan dalam negeri.
E-Number disusun menjadi kategori Pewarna; Pengawet; Antioksidan; Pemanis; Pengemulsi, Penstabil, Pengental, dan Pembentuk Gel; dan kategori Lainnya. Kelompok bahan tambahan pangan yang termasuk dalam list E-Number tersebut telah melalui pengujian dan pengkajian dari aspek keamanannya bagi tubuh manusia sehingga dijamin aman dan tidak berbahaya untuk digunakan pada produk-produk makanan atau minuman.
Jika dibenturkan pada aspek halal-haram (dalam hal ini kandungan babi) tentunya harus dikaji lebih lanjut berdasarkan lembaga independen yang berwenang soal kehalalan produk. Jelas bahwa pesan broadcast tersebut memberikan informasi yang keliru terkait nama bahan dan kode E-Number-nya. Jika Anda masih penasaran, silakan kunjungi situs resmi di bawah ini tentang kode E-Number yang sebetulnya.
https://www.food.gov.uk/science/additives
https://www.food.gov.uk/science/additives/enumberlist#toc-6
Nah, alangkah lebih bijaknya jika kita tidak turut meneruskan pesan broadcast yang dramatis dan belum tentu benar itu, bukan? Jangan termakan HOAX!.
Penulis :
Dini Puteri Khairani & Zaid Abdurrasyid
Mahasiswa Teknologi Pangan IPB
Jadilah bagian dari Komunitas Campus CJ Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail : campuscj6@gmail.com serta follow official Instagram @campuscj6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.