Sukses

Sapi Bisa Meramal Datangnya Hujan, Fakta Ataukah Mitos?

Jika semua sapi berbaring, maka hujan badai diperkirakan akan datang. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta Banyak hewan dikatakan bisa meramalkan cuaca atau bertingkah aneh saat kondisi tertentu. Anda pasti telah mengetahui bahwa ada beberapa jenis spesies burung tertentu yang melakukan migrasi besar-besaran saat musim tertentu datang.

Lalu sapi. Siapa sangka juga dikabarkan mampu meramal cuaca. Menurut mitos, hanya dengan memeriksa sapi di padang rumput, Anda bisa mengetahui apakah akan turun hujan atau tidak. Jika semua sapi berbaring, maka hujan badai diperkirakan akan datang. Benarkah?

Dilansir Mirror.co.uk, hipotesa itu diajukan untuk studi ilmah yang dilakukan oleh University of Arizona dan Nothern Missouri. Mereka menyatakan hal tersebut tidak benar, sapi cenderung berbaring ketika dingin karena mereka ingin menjaga petak rumput kering dan menjaga perut mereka agar selalu hangat.

Dalam sebuah wawancara di modern farmer telah menghadirkan Dr. Jamieson Allen, seorang ilmuwan dan penulis studi pada sapi. Ia menyimpulkan, sapi biasanya berbaring karena lelah. Mungkin juga mereka kepanasan dan stress.

“Pada dasarnya, jika sapi kepanasan ia suka berdiri tetapi jika sapi kedinginan ia akan berbaring. Hal itu sudah sering terjadi,” ujar Dr. Allen.

Untuk memastikan hal tersebut salah atau benar Dr. Allen akhirnya meneliti dan mempelajari alasan tersebut. Terdapat 100 alasan, 2 di antaranya merupakan fakta yang sering terjadi, mengapa sapi memilih untuk berbaring atau berdiri.

“Mereka berdiri karena haus dan bergerak ke arah air. Mereka mungkin berbaring karena lelah. Sapi adalah hewan ternak, mereka mungkin hanya akan mengikuti arah pemimpin,” jelasnya.

“Secara alami, sapi lebih mungkin untuk tidur siang tetapi bukan berarti mereka tidak suka bersantai. Sapi dapat berbaring sampai 14 jam perhari.”

Seorang juru bicara juga mengatakan kepada Mirror.co.uk bahwa mereka tidak dapat secara spesifik mengatakan berapa kali mereka duduk dan bangun.  
Akhirnya setelah ditemukan alasannya, penjelasan yang paling sederhana dan ilmiah adalah bahwa sapi dapat merasakan kelembapan udara yang meningkat dan akan berbaring untuk mempertahankan sepetak rumput kering.

Kaki sapi juga mengandung struktur pori mikro yang cepat menyerap kelembapan. Karena kelembapan relatif terbentuk dari hujan yang mendekat, kaki sapi akan menyerap kelembapan hingga sapi tersebut tidak bisa lagi menopang bobotnya.

“Itu yang membuat mereka tampak berbaring dan mengira bahwa itu adalah pertanda hujan,” Allen menambahkan.

Akan tetapi apakah ada keraguan di balik alasan ini? Jika Anda berpikir bahwa prediksi cuaca dibuat berdasarkan pada tingkah laku sapi, prakiraan cuaca akan selalu menjadi suram dan tidak akurat. Bagaimana, apakah Anda percaya bahwa tingkah laku sapi bisa menunjukkan atau meramalkan akan adanya hujan badai?
 
Penulis:

Wenti Ayu Apsari
Politeknik Negeri Jakara

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.