Sukses

Punya Penis Terpanjang Dunia, Pria Ini Tak Bisa Berhubungan Seks

Tak tanggung-tanggung ukuran penis Roberto mencapai 48,2 centimeter.

Liputan6.com, Jakarta Roberto Esquival Cabera kini berumur 54 tahun. Ia dinobatkan sebagai pria dengan penis terpanjang di dunia. Tak tanggung-tanggung ukuran penis Roberto mencapai 48,2 centimeter.

Dilansir dari Metro.co.uk, dengan penis sepanjang itu, Roberto mengaku sangat menderita. Dari segi kesehatan, Roberto kerap mengalami ganguan saluran kencing. Dan yang lebih mengejutkan lagi, pria asal Saltillo, Meksiko itu tak pernah berhubungan seks.

“Beberapa orang bertanya kepada saya, apa yang terjadi jika saya menaruh kondom di atasnya. Tentu saja saya menjawab tidak bisa, itu karena saya juga tidak pernah melakukan hubungan seks,” katanya.

Punya Penis Terpanjang Dunia, Pria Ini Tak Bisa Berhubungan Seks

Dilansir Metro.co.uk, dari segi kenyamanan, Roberto juga kadang merasa terusik dengan penis yang panjangnya mencapai lutut itu. “Saat ia tidur, aku harus membungkus penisku dengan perban dan menyampingkannya ke atas bantal. Kadang ini membuatku tidak nyaman,” ujarnya.

Meski demikian, Roberto meyakini kelainan yang menimpanya, bukan suatu kekurangan melainkan itu adalah takdir yang harus ia jalani. Bahkan Roberto menolak untuk melakukan operasi pengurangan ukuran penis yang direkomendasikan oleh salah satu dokter di Meksiko.

Dokter di salah satu rumah sakit Meksiko, David Salazar Gonzalez mengaku telah berulang kali menasehati Roberto agar mau melakukan operasi penis. Menurutnya, operasi adalah jalan terbaik.

“Kami akan membuat penisnya menjadi normal persis seperti pria-pria pada umumnya,” ujarnya.

Namun, Roberto kekeh tidak ingin penisnya dipotong. Ia mengaku sangat mencintai penisnya yang besar dan panjang itu. “Saya terkenal kerena saya memiliki penis terpanjang di dunia. Saya senang dengan penis saya, walaupun saya menderita,” tegasnya.

Rupanya, Roberto mengidamkan penis besar dan panjang telah sejak lama. Roberto mengaku, beberapa kali melakukan pembesaran dan perpanjangan penis saat ia masih remaja.

Saat ini yang mebuat ia sedih bukannya tak bisa melakukan hubungan seksual, melainkan kepada cibiran orang-orang yang menuduh penisnya hanya palsu. “Terkadang ketika orang bertanya itu nyata atau tidak, saya hanya meminta mereka untuk melihatnya sendiri,” Roberto mengungkapkan.

Penulis:

Wenti Ayu Apsari

Politeknik Negeri Jakarta

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6