Liputan6.com, Jakarta Setelah kasus kematian bayi 18 bulan bernama M. Ziqli di Panti Asuhan Tunas Bangsa, Jalan Lintas Timur Kilometer 13 Pekanbaru menjadi sorotan, kini Dinas Sosial dan Lembaga Perlindungan Anak Riau menemukan dua panti lainnya di dua lokasi berbeda dengan kondisi yang memprihatinkan.
Dua panti tersebut berada di Jalan Cendrawasih, Kecamatan Marpoyan Damai dan Jalan Lintas Timur Kilometer 20, Kecamatan Tenayan Raya. Kedua pantai itu dikhususkan untuk penampungan pengidap gangguan jiwa dan lanjut usia atau jompo.
Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak LPA Riau, Nanda Pratama menuturkan, panti pertama dihuni 13 orang jompo dan pengidap gangguan jiwa dan panti kedua dihuni 19 orang yang serupa.
"Kondisinya sangat tidak layak. Bangunan dibuat seperti penjara karena di sel. Di dalamnya disertai kamar mandi ataupun toilet tanpa pembatas," kata Nanda, yang turun langsung ke lapanganan pada Minggu (29/01) petang.
Nanda menyebutkan, suasana bangunan hampir sama dengan panti asuhan anak tempat tinggal M. Ziqli, bayi yang diduga meninggal tak wajar. Bangunannya lembab dan mengeluarkan aroma tak sedap akibat tumpukan sampah.
"Penghuni panti tak dirawat, kurus, dan dibiarkan kelaparan," ujarnya.
Tak mau kecolongan, pihaknya langsung mengevakuasi ketiga belas penghuni ke Rumah Sakit Jiwa Tampan karena mengalami gangguan jiwa. "Evakuasi dilakukan pada Sabtu kemarin," ujar Nanda melanjutkan.
Untuk lokasi panti jompo dan pengidap gangguan jiwa kedua, kata Nanda, terdapat 19 penghuni. Sebagian besar merupakan pengidap gangguan jiwa dan sisanya sudah tua renta.
"Saat ini, untuk penghuni panti di lokasi kedua ini tengah berlangsung. Mulai dilakukan sejak Minggu petang ini dan akan dibawa ke rumah sakit jiwa juga," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Riau Syarifuddin AR menyebut sepuluh dari penghuni panti di Jalan Cendrawasih dirawat di rumah sakit jiwa.
"Kemudian untuk yang lanjut usia dibawa ke panti jompo milik dinas. Ada yang dititipkan di Panti Laras, masih milik dinas juga," tutur dia.
Syarifuddin menyebut, penghuni panti ditemukan dalam kondisi memprihatikan. Ada dugaan mereka diperlakukan secara tak wajar oleh pengasuh. Ada pula yang mengalami depresi hingga gangguan jiwa karena disekap dan "dipenjarakan" pihak panti.
Keuda panti ini baru terungkap setelah Tim LPA Riau dan Dinsos Riau mendata di mana saja Yayasan Tunas Bangsa beroperasi dan memiliki panti. Warga sekitar tidak mengetahui perlakuan tak manusiawi itu.
Menurut penelusuran Dinsos Riau dan LPA, pengelola panti tidak mengizinkan siapa pun, termasuk RT dan RW untuk datang maupun masuk ke lingkungan panti.
"Selain itu, letaknya terpencil dan jauh dari perkampungan, sehingga jarang dilewati orang," jelas Nanda.
Tergerak hati dengan insiden tak manusiawi itu, Liputan6.com berinisiatif menggalang dukungan dari publik melalui Kitabisa.com. Tujuannya untuk memberi santunan kepada penghuni panti asuhan yang tengah menjalani evakuasi.
Advertisement
Donasi yang terkumpul nantinya akan disalurkan Liputan6.com kepada Panti asuhan di Pekanbaru tersebut. Untuk berdonasi silakan klik tautan di bawah ini.