Liputan6.com, Jakarta Sebuah jurnal penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam prosiding jurnal National Academy of Sciences mengungkap tentang ditemukannya sebuah situs bangunan kuno di pedalaman Amazon menyerupai Stonehenge yang berada di Amesbury, Inggris Raya.
Para peneliti berhasil menemukan situs kuno itu, ketika mereka menerbangkan sebuah drone di atas wilayah tersebut. Penelitian itu dilakukan oleh Jennifer Watling, seorang peneliti di Museum Arkeologi dan Etnografi, University of Sao Paulo, Brasil, ketika ia sedang belajar untuk menyelesaikan gelar PhD di University of Exeter.
Baca Juga
Meskipun fungsi dari situs di Amazon ini belum diketahui, Dr Watling mengatakan bangunan ini menyerupai bangunan neolitikum seperti situs Stonehenge, meskipun bentuknya tidak lebih teratur dibanding Stonehenge
Advertisement
Dilansir www.dailymail.co.uk, Dr Watling mengungkapkan, situ di Amazon, Brasil, ini diduga memiliki fungsi yang sama dengan bangunan Stonehenge, yang digunakan sebagai tempat pertemuan publik, dan melakukan ritual. Terlebih, kedua bangunan memiliki alur parit pada bagian luar bangunan dan memiliki dinding yang memagari bagian dalam yang sangat menggambarkan sebuah bangunan Stonehenge.
"Sangat mungkin bahwa bangunan ini digunakan untuk fungsi yang mirip dengan Stonehenge, yaitu pertemuan publik, dan situs ritual. Sangat menarik untuk dicatat bahwa format bangunan situs ini memiliki kesamaan, dilengkapi dengan parit pada bagian luar dan pagar dinding pada bagian dalam. Hal itu sangat menggambarkan bentuk situs Stonehenge," ucap Dr Watling.
Penemuan tersebut juga membalikkan asumsi selama ini, bahwa ekosistem pedalaman hutan hujan Amazon tidak pernah tersentuh oleh manusia. Menurut Dr Watling, dengan ditemukannya situs tersebut, maka peneliti dapat membuktikan bahwa, keberadaan situs tersebut yang telah berabad-abad bersembunyi di dalam hutan Amazon membuktikan hutan tersebut telah dikelola sebagai ekosistem murni oleh masyarakat, jauh sebelum bangsa Eropa melakukan kontak dengan mereka.
"Fakta bahwa situs tersebut berbaring tersembunyi selama berabad-abad di bawah hutan hujan Amazon, benar-benar menantang gagasan bahwa hutan Amazon tidak pernah tersentuh manusia. Situs tersebut menunjukan bukti bahwa, hutan Amazon telah dikelola oleh masyarakat adat jauh sebelum mereka melakukan kontak dengan bangsa Eropa,” ucap Dr Watling.
Penulis:
Soyid Prabowo
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6