Sukses

Berhati Malaikat, Suami Istri Adobsi Anak Difabel

Pasangan suami istri dari AS memutuskan mengadobsi seorang anak dengan kondisi cacat tanpa lengan dan kaki.

Liputan6.com, Amerika Serikat - Setiap pasangan suami istri (pasutri) pasti memiliki cerita sendiri dalam proses mendapatkan buah hati. Salah satunya yang dialami pasangan dari Amerika Serikat ini.

Pasangan Jason Stewart dan Adrianne berkisah jika dua tahun lalu mereka merasakan cinta pada pandangan pertama ketika melihat foto seorang gadis kecil dengan senyum ceria dari sebuah panti asuhan di Filipina.

Dilansir Nextshark, Kamis (2/3/2017), mereka kemudian mencari daftar anak-anak untuk diadobsi. Mereka akirnya menemukan Maria, seorang gadis Filipina yang lahir tanpa lengan dan kaki.

Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak panti asuhan, mereka akhirnya terbang ke Filipina untuk mengadobsi Maria dari sebuah panti asuhan di Cavite, Filipina.

Maria dan kakak sulungnya/dok: nextshark.com

Sejak Maria masuk dalam kehidupan mereka, keluarga Stewart mulai mengubah gaya hidup mereka demi membiayai kebutuhan khusus Maria. Kini, Maria telah tumbuh menjadi gadis kecil berusia tiga tahun yang energik dan selalu ceria.

"Kami benar-benar tidak melihat dia menjadi seorang bocah difabel. Dia puteri kami, meski dia harus belajar melakukan hal-hal yang sedikit berbeda dari orang lain dan dia masih melakukan hal yang sama seperti anak-anak lainnya," kata Stewart.

Maria bersama ayah dan ketiga kakaknya/dok: nextshark.com

Seperti gadis normal seusianya, Maria telah menunjukkan ketertarikannya terhadap musik dan seni tari. Dia juga menyukai ketika belajar mewarnai dengan menggunakan corong yang khusus dirancang agar dia mudah menggunakan spidol.

Maria besama orang tua dan kakak-kakaknya/dok: nextshark.com

Orang tuanya saat ini juga sedang mengajarinya bagaimana cara makan sendiri, memanjat, menuruni tangga, mengenakan pakaiannya dan sikat gigi sendiri agar ia mulai terbiasa dengan aktivitas kesehariannya.

"Dia suka melakukan hal-hal pada dirinya sendiri. Ketika ia akhirnya mampu melakukan suatu hal, dia pasti akan menunjukkan senyum bahagia. Hal ini sangat inspiratif dan membuat saya menjadi sukacita," ungkap Adrianne.

Dalam kesehariannya, kini Maria mulai mengikuti preschool setiap beberapa kali dalam seminggu, terapi wicara dan terapi okupasi selama sebulan sekali di Shriners Hospitals for Children.

(ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.