Liputan6.com, Jakarta Gempa berukuran 9 skala richter tercatat pernah menimpa Jepang pada 11 Maret 2011, gempa tersebut merupakan gempa paling dahsyat yang terjadi di Jepang. Tragedi itu menyebabkan tsunami dan membuat Fukushima Daiichi hancur lebur.
Setelahnya, Jepang mengalami krisis nuklir terburuk sejak tragedi Chernobyl pada 26 April 1986. Hingga kini, reruntuhan bangunan Fukushima Daiichi masih belum dibersihkan.
Saat ini, Jepang berusaha menggunakan robot untuk membongkar reaktor nuklir yang lumpuh oleh gempa dahsyat dan tsunami yang terjadi enam tahun lalu. Kepala proyek dekomisioning Fukushima Daiichi mengatakan, robot ini dapat digunakan untuk menarik pembangkit listrik terpisah.
Tokyo Electric Power (Tepco), operator Fukushima Jepang, mengatakan telah menemukan puing-puing bahan bakar nuklir di bawah reaktor nomor 2 yang rusak, salah satu dari tiga reaktor yang mengalami kebocoran akibat bencana.
Menurut Sains Alert, robot telah dirancang khusus oleh Toshiba sebagai pemasok asli dari reaktor nomor 3 di Fukushima pada 5 dekade lalu. Robot tersebut dilengkapi dengan lengan yang mampu membongkar puing.
"Mesin ini memiliki lengan robot yang dapat digunakan untuk mengangkat dan membongkar puing-puing bangunan Fukushima," ujarnya.
Pembongkaran puing-puing di Fukushima terpaksa menggunakan robot, lantaran radiasi yang terdapat di wilayah tersebut akan berbahaya bagi manusia. Oleh karena itu, perannya digantikan oleh robot yang dirancang khusus tahan terhadap radiasi atau pancaran radioaktif.
Penulis:
Soyid Prabowo
Â
Advertisement
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6