Liputan6.com, Jakarta Mata yang bersinar itu kini hilang cahayanya, Rini sang ibu tak pernah menyangka karena ke tidaktahuanya tentang dunia medis, mengakibatkan mata anaknya Robiah Adawiyah (3) yang sering dipanggil Roro mengalami penyakit langka.
Pada saat usia 3 bulan, Roro kecil yang sudah membuka mata itu mendadak nangis tak kunjung berhenti ada sesuatu yang aneh dimatanya. Tak pikir panjang Rini dan suaminya yang hanya bekerja serabutan pun langsung membawanya ke bidan di Cisarua RT 01 RW 06 Giri Jaya, Sukabumi. Menurut bidan tak ada masalah di mata Roro, dia hanya mengalami sakit mata, dengan pengetahuannya bidan pun memberikan obat yang harus di konsumsi Roro.
Tak dinyana beberapa hari setelahnya mata kecilnya yang baru saja mampu menatap dunia itu tiba-tiba pecah, tedengar suara letupan kecil dari matanya sebelah kanan. Roro tak berhenti menjerit-jerit, Rini panik. Dia segera menuju Rumah Sakit Umum yang buka 24 jam, jaraknya sangat jauh dari desannya.
Advertisement
Sesampainya di sana, diperiksalah Roro oleh dokter umum. Sungguh kaget bukannya mendapatkan obat Rini malah dimarahi oleh dokter tersebut, kata dokter kondisi Roro sudah sangat terlambat, harusnya sudah dari dulu Roro dibawa ke Rumah Sakit. Pilu rasa hati Rini dan suami, dia merasa sudah melakukan yang terbaik untuk putri bungsunya itu.
“Saya selalu membawa Roro ke posyandu untuk diperiksa tapi kata bidan Roro ngga kenapa-napa, jadinya saya tidak memeriksanya ke Rumah Sakit. Lagian saya tidak punya uang untuk kesana.” Ungkap Rini.
Dokter spesialis mata, dr. Yana mengataka, Roro mengidap glaukoma. Kerusakan ini tidak dapat disembuhkan dan dapat menyebabkan kebutaan pada tahapan yang parah. Dan yang diidap oleh Roro glaukoma kongenital atau disebut juga glaukoma infantil primer, terjadi pada bayi dan anak-anak yang masih kecil.
Pada usia 5 bulan Roro pun di operasi di Rumah Sakit wilayah Sekarwangi Cibadak. Ditengah do’anya Rini bemunadjat kepada sang maha pencipta untuk kesembuhan putri kecilnya.
“Saya berharap Robiah bisa melihat lagi, saya ingin dia seperti anak lainnya, masa depan dia masih panjang, saya ingin putri saya sekolah,” Harapnya.
Namun harapannya tak lantas dijawab dengan berita bahagia, dr.Yana yang menangani Roro mengajaknya untuk berpasrah diri kepada yang kuasa. Karena menurut beliau operasi dilakukan bukan untuk membuat Roro melihat tapi untuk mengurangi gelembung balon dan kelebihan cairan.
Teman-temannya seringkali mengejek Roro, saat mereka mulai mengejek maka Roro pun lekas mengajak Rini pulang dan dengan hati yang tegar Rini pun menguatkan putrinya.
“Mah, Roro pengen lihat mamah. Kapan mamah membelikan Roro mata biar Roro bisa lihat mamah.” Ungkapnya penuh harap.
Menurut dokter, Roro bisa melihat asal ada donor mata yang cocok untuknya, hal itu yang sedikit melegakan Rini, meski harapan itu setipis benang, karena boro-boro untuk operasi donor, untuk chek up kembali ke Rumah Sakitpun dia sudah kehabisan biaya, teakhir chek up pada September 2016.
“Saya berharap kepada pihak pemerintah, Presiden Jokowi dan donatur untuk bisa membantu anak saya supaya dia bisa melihat. Untuk bisa melihat, Roro butuh cangkok mata/ donor mata. Jika tidak bisa, saya berharap pihak pemerintah dan donatur bisa membantu Roro supaya bisa sekolah, di kampung kami tidak ada sekolah yang dikhususkan untuk Roro.” ujar Rini
Rumah Yatim pun mengajak kepada masyarakat yang seluas-luasnya agar membantu Roro, memberikan mata untuk roro, baik itu biaya pengobatan, donor atau pun mata ilmu, agar Roro dapat mengenyam pendidikan seperti anak –anak seumurannya kelak.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini<,a><,p>
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6<,a><,p>