Liputan6.com, Jakarta Heriyanto (32 th) dan Mimin (30 th) memandang putra semata wayang mereka Ahmat Kurniawan Rauf (1,3 tahun) yang sedang terlelap. Guratan bekas jahitan di bibrnya masih kelihatan. Pekerja serabutan itu menarik nafas lega dan senyum bahagia, karena akhirnya sang putra bisa mendapatkan layanan operasi bibir sumbing secara gratis.
Padahal, sejak kelahiran Ahmat kondisi bibir yang terbelah itu sering jadi beban pikiran pria yang tercatat sebagai warga Kelurahan Huangobotu, Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Untuk membiayai sendiri, tak ada kemampuan karena pekerjaannya tak menentu.
Baca Juga
Rumah yang mereka huni saja merupakan bantuan dari pemerintah provinsi Gorontalo dalam program bedah rumah layak huni, karena sebelumnya lingkungan tempatnya tinggal adalah lingkungan kumuh yang menjalani program penataan lingkungan pemerintah provinsi pada tahun 2012.
Advertisement
Harapan Heriyanto membumbung dan segera mendaftarkan putranya manakala mendengar informasi Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih yang dimotori stasiun televisi SCTV dan Indosiar menjalin kerjasama dengan Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UI melakukan operasi gratis Celah Bibir dan Langit Langit pada Maret 2017 lalu.
Berlokasi di Rs. MM Dunda Kabupaten Gorontalo kegiatan operasi yang merupakan bagian dari Kerja Sosial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 2017 ini berjalan lancar dan memberikan pelayanan operasi celah bibir dan langit-langit kepada 43 orang pasien terdiri 12 Pasien dewasa dan 31 Pasien anak-anak.
Ini merupakan kerjasama ketiga kalinya dengan Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih setelah sebelumnya pada tahun 2015 melakukan kegiatan yang sama di Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan dan 2016 di Kabupaten Pasaman Sumatera Barat.
Kapolda Gorontalo Brigjen Polisi Rachmad Fudail yang datang beserta rombongan mengunjungi pasien berterimakasih kepada Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih atas terselenggaranya kegiatan ini.
Polda Gorontalo memberi dukungan transportasi selama di Gorontalo kepada Tim Medis yang datang dari Jakarta dan juga kepada keluarga pasien. “Polri juga bertanggungjawab dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarakat kurang mampu,” tambahnya.
Celah bibir dan langit langit merupakan kelainan sejak lahir yang disebabkan gangguan perkembangan wajah pada masa dalam kandungan. Penderita celah bibir dan lagit langit di Indonesia menempati jumlah populasi terbesar keempat didunia yaitu 249 juta jiwa. (wind/har)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6