Liputan6.com, Jakarta Warga Hongtong, daerah di wilayah Shanxi heboh. Wilayah dengan penduduk sekitar 760,000 orang ini dilaporkan telah terjadi pencurian mayat sebanyak, 27 mayat wanita. Namun diduga, jumlah itu lebih besar, karena banyak keluarga yang malu melaporkan anggota keluarganya dicuri.Â
Mayat gadis yang dicuri itu biasanya dijual kepada orangtua yang anak laki-lakinya meninggal dalam keadaan single. Mayat perempuan tersebut lalu dinikahkan dengan anak laki-lakinya. Tradisi ini biasa disebut dengan perkawinan hantu.
Tradisi perkawinan hantu ini masih marak dilakukan. Menurut keyakinan warga di pedalaman Tiongkok, jika ada salah satu anggota keluarga laki-laki meninggal dalam keadaan jomblo, maka kewajiban keluarga adalah mencarikan jodoh buat laki-laki yang meninggal tadi.
Advertisement
Maka pihak keluarga yang ditinggalkan akan mengupayakan segala cara untuk menemukan pengantin perempuan. Mereka kemudian mencari kuburan gadis yang juga belum pernah menikah.
Tujuannya, mereka agar tidak kedinginan di alam sana.
Praktek pencurian mayat gadis ini menjadi bisnis yang menghasilkan keuntungan besar. Para keluarga yang membutuhkan pengantin perempuan akan membayar sangat mahal kepada orang yang berhasil menyediakan mayat atau jenasah.
Tak jarang, praktek ini mendorong para penjahat melakukan tindakan kriminal. Mereka berburu gadis-gadis yang masih perawan dan membunuhnya. Mayat gadis tersebut lalu dijual kepada orang-orang yang sedang mencari.
Harga satu jenazah perempuan berkisar 500 sampai 900 juta rupiah.
Seperti dilaporkan Xinhua, seorang lelaki bernama Ching Ming harus mengeluarkan uang sebanyak 547.800.000 rupiah untuk membeli mayat seorang wanita untuk
dinikahkan dengan anaknya yang sudah mati. Dan dia pun harus menjaga mayat wanita itu terus-menerus agar tak dicuri untuk dijual kepada pihak lain.
Bagaimana menurutmu?
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6