Liputan6.com, Jakarta Setelah kehilangan keluarganya sejak lama, seorang dokter di Tiongkok memilih mengasingkan diri. Ia membangun tempat peristirahatan terpencil di sebuah bukit di Provinsi Hunan, Tiongkok.
Liang Fusheng dokter berusia 92 tahun, mulanya ia memiliki anggota keluarga yang harmonis. Namun ia ditinggal mati istrinya dua kali. Ia juga kehilangan kedua anaknya yang lebih dulu meninggal karena penyakit beberapa tahun silam.
Liang membangun tempat peristirahatan abadinya sejak 10 tahun yang lalu. Ia membayar warga desa untuk membawa bahan bangunan ke tebing curam yang menghadap ke lembah.
Awalnya warga mengira, tempat itu akan digunakan Liang sebagai makam kelak ketika Liang meninggal. Namun ternyata, Liang langsung menempati tempat itu sambil menunggu ajalnya tiba.
"Aku telah tinggal di sini sejak saat itu. Tidur di peti mati yang tertutup setiap malam," ujarnya.
Seorang wartawan di Tiongkok yang penasaran dengan kisah Liang, kemudian berkunjung ke tempat peristirahatan Liang. Wartawan itu sekaligus menjadi orang pertama yang pernah masuk ke dalam tempat itu.
Kepada media, Liang tidak membiarkan siapapun masuk ke dalam situ, ia memasang tulisan yang melarang siapapun untuk masuk. Karena itu, Liang mengunci tempat peristirahatan itu dengan gembok lima lapis saat malam tiba.
Namun sampai saat ini, Liang masih bugar. Di usianya yang ke-92 tahun, Liang sering turun bukit untuk membantu warga desa yang membutuhkannya.
Baca Juga
Padahal pada ulang tahun sebelumnya, Liang telah mengucapkan selamat tinggal dan mengadakan perjamuan untuk penghormatan terakhir seolah-olah dia telah meninggal dunia.
"Ternyata aku masih mampu membantu warga desa. Melakukan pemeriksaan dan menulis beberapa resep," ujarnya.
(war)
Advertisement
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6