Liputan6.com, Jakarta - Populasi orang utan di Kalimantan telah menyusut seperempat dalam satu dekade terakhir. Tim peneliti internasional mengatakan kalau tren populasi orang utan jangka panjang menunjukkan penurunan yang mengkhawatirkan.
Baca Juga
Advertisement
Temuan mereka yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports dihasilkan dengan menggunakan kombinasi survei helikopter dan darat, wawancara dengan masyarakat setempat, serta teknik pemodelan untuk menggambarkan perubahan selama sepuluh tahun terakhir.
Temuan tersebut merupakan pengingat untuk pemerintah Indonesia dan Malaysia yang telah berkomitmen untuk menyelamatkan spesies tersebut. Setiap tahunnya, sekitar 30-40 juta dolar dihabiskan untuk menghentikan penurunan orang utan.
"Studi ini menunjukkan bahwa dana tersebut tidak digunakan secara efektif."
Ancaman terbesar bagi orang utan adalah hilangnya habitat akibat pertanian dan perubahan iklim, dibunuh untuk dimakan, serta pertentangan dengan manusia. Sekitar 2.500 orang utan dibunuh di Kalimantan setiap tahunnya.
Jumlah orang utan diperkirakan telah menurun pada tingkat yang mengkhawatirkan, yakni sebanyak 25 persen selama 10 tahun terakhir. Saat ini, 10 ribu orang utan tinggal di daerah yang diperuntukkan bagi produksi kelapa sawit.
Jika kawasan ini dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit tanpa perubahan penanganan orang utan, sebagian besar jumlah mereka akan musnah. Padahal, orang utan membutuhkan jaringan hutan lindung yang solid dan dikelola dengan baik.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6