Liputan6.com, Aceh - Ketimbang hanya berpangku tangan di rumah, sekelompok ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kelompok Karya Muda menjadikan limbah sawit sebagai mata pencaharian sampingan mereka. Dengan bantuan binaan dari PT Pertamina EP Rantau Field, para perempuan di Kampung Paya Bedi, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang, berhasil mengkreasikan pelepah sawit tak terpakai menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi.
Baca Juga
Advertisement
Bahan baku yang digunakan berasal limbah pelepah sawit yang dahulunya banyak dibakar serta menghasilkan polusi. Dalam proses produksinya, ibu-ibu di Karya Muda mulai memakai pewarna alami untuk mewarnai produk yang dihasilkan.
"Di sini dekat dengan perkebunan sawit, jadi diambil saja. Setiap habis panen sawit, pelepahnya dibuang. Itu yang kami jadikan bahan baku," ungkap Ketua Kelompok Karya Muda Efika Jana saat ditemui di Galeri Kelompok Karya Muda di Paya Bedi, Kamis (03/08/2017).
Produk yang mereka hasilkan, yakni kerajinan berupa tepas, sapu lidi, piring lidi, tempat buah, tas lidi, tempat tisu lidi, dan sebagainya. Produk-produk mereka telah dijual di galeri-galeri, dapat dibeli secara online, bahkan pemasarannya sampai ke Banda Aceh. Malahan, kelompok UMKM ini telah dua kali diundang ke Jakarta untuk mengikuti pameran kerajinan Inacraft.
Selain limbah kelapa sawit, kelompok ibu rumah tangga berjumlah 28 orang ini juga mulai menggunakan bahan baku lainnya, seperti enceng gondok, lalang, serat gedebong pisang, dan serai untuk mengembangkan produk kerajinan mereka. Sebagian dari mereka menjadi pengumpul yang kemudian dibeli koperasi, sementara sebagian yang lain penenun, pembuat pola, dan menganyam.
"Kalau omset sih, tergantung musim, Mas. Kalau lagi rame, bisa sampai tiga juta sebulan (di luar anyaman tepas). Tapi rame atau ngga, kami tetap bikin," kata Efika.
Efika mengaku, pelatihan dan bantuan yang diberikan Pertamina sangat mengubah hidup mereka. Para ibu yang dulunya hanya ibu rumah tangga, kini bisa membantu ekonomi keluarga dengan pemasukan dari penjualan kerajinan tangan. Apalagi tak hanya mendapatkan pelatihan, ibu-ibu di Karya Muda juga mendapat bantuan berupa alat tenun bukan mesin, bahan baku, sampai pendampingan dengan mitra
"Harapannya sih Karya Muda ini ngga cuma ibu-ibu ini saja, tapi juga (menginspirasi) ibu-ibu lainnya di Desa Paya Bedi. Kalau bisa malahan desa ini jadi desa wisata nantinya," pungkas Efika.
(sul/ul)
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.