Liputan6.com, Jakarta - Biasanya, kita memasak barbeku menggunakan arang yang berasal dari batok kelapa. Namun, berbeda dengan di Kenya. Di sana, kotoran manusia justru diubah menjadi arang dan digunakan untuk memasak.
Baca Juga
Advertisement
Keterbatasan terhadap gas, membuat muncul inovasi baru di negara tersebut. Banyak orang tidak menyangka bahwa kotoran manusia bisa berguna. Sebab, selama ini hanya terbuang begitu saja.
Inovasi tersebut menjadi hal yang positif bagi masyarakat di sana. Tinja terbukti memiliki daya bakar lebih lama dibanding kayu atau arang lainnya.
Tak hanya itu, asap yang dihasilkan pun lebih sedikit dan mereka sama sekali tidak berbau karena telah melalui proses yang panjang. Prosesnya meliputi pengeringan kotoran, memanaskannya, kemudian mencampurnya dengan molase (hasil dari industri gula tebu dan serbuk gergaji) agar partikel kotoran itu terikat.
Kotoran yang diambil berasal dari Nakaru, Kenya. Sayangnya, hanya 27% orang di Nakaru yang memiliki akses ke saluran pembuangan. Sehingga hal tersebut menjadi keterbatasan bagi inovasi ini.
Namun, di lain hal, arang ini berhasil mengubah sebagian hidup masyarakatnya. Satu kilo dari arang tersebut dihargai 50 sen atau sekitar Rp 6.000.
Sanivation, pembuat dari arang ini telah berhasil membuat 2 ton per bulannya. Mereka berharap dapat memproduksi sepuluh ton per bulan pada akhir 2017 dan memiliki peralatan yang tepat. Ini berarti, sekitar 4,500 dollar atau sekitar Rp 60 juta untuk sepuluh ton dan merupakan hal yang bagus bagi masyarakatnya yang berada di bawah garis kemiskinan. *
Penulis:
Meidiana Triani
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6