Sukses

Pandji Pragiwaksono Luncurkan Buku Suka Duka Komika Tur Dunia

Pandji Pragiwaksono meluncuran buku terbarunya “Persisten” secara resmi di Le Seminyak, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Sabtu (23/9/2017).

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai Komika Indonesia, Pandji Pragiwaksono baru saja meluncuran buku terbarunya “Persisten” secara resmi di Le Seminyak, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Sabtu (23/09/17).

Persisten sendiri menceritakan perjuangan Pandji dan manajemennya dalam mengadakan tur dunia bertajuk “Juru Bicara” di 24 kota 5 benua. Nama “Persisten” sendiri muncul saat Pandji melakukan tur di benua Afrika.

Pria yang dulunya berprofesi sebagai penyiar radio itu mengatakan bahwa dirinya menemukan simbol yang bermakna persisten saat melihat pernak-pernik yang dijual di Afrika, dan dia langsung menyukai makna dari persisten itu sendiri.

“Saya bilang ke kita semua (tim Juru Bicara), karena waktu itu lagi berat-beratnya. Saya bilang, ‘ini lu pegang (simbol persisten yang dijual), ampe kita selesai tur dunia, yang penting inget, dalam lu mengusahakan entah itu sponsorship, media, dan segala macemnya. Kadang-kadang tuh kita kepentok, tapi jangan berenti kalo kita lagi jalan pasti ada jalan lain. Kalau kita persisten, pasti nemu jalannya. Jadi ini lu pegang, baru boleh lu copot setelah kita selesai’,” cerita Pandji.

Dari situlah akhirnya Pandji berpikir bahwa semua orang harus mengetahui cerita dibalik tur tersebut. Dia mengatakan bahwa dulu banyak yang tidak percaya orang Indonesia dapat melakukan tur dunia. Pandji beranggapan bahwa dengan persistenlah semuanya dapat terjadi.

Pandji Pragiwaksono saat peluncuran buku terbarunya “Persisten” pada Sabtu (23/9/2017).

“Persisten tuh pengen ngasih tau bahwa mimpi yang tinggi, tapi sadari bahwa setinggi-tingginya mata lu menatap ke atas, kaki tetap harus berpijak, ada hal-hal realistis yang musti lu sadari. Ada yang susah, ada yang berat, dan lu musti mau lewatin,” lanjutnya.

Dalam buku “Persisten” ini, Pandji juga menggandeng Muhammad Husnil sebagai penulis pendamping untuk menceritakan perjuangan perjalanan tur “Juru Bicara” secara objektif.

“Kalau world tour itu yang cerita saya, nanti jatuhnya arogan. Jadi, saya ingin orang lain yang cerita dari kacamata dia. Jadi, ada orang yang secara objektif dengan ceritanya, kemudian bertutur. Dan inginnya dia juga nanya sama tim saya supaya jujur. Karena kalau saya yang nanya kan namanya juga anak buah saya, pasti ntar baik-baik semua yang keluar. Jadi, nggak semua ceritanya keluar. Kalau misalnya ditanya sama orang, harusnya jadi lebih keluar,” jelas Pandji.

Buku terbitan Bentang Pustaka itu merupakan karya ke sembilan Pandji untuk menunjukkan kegigihannya sebagai komika Indonesia. Kisah dibalik layar tur yang dibuka di Shanghai dan ditutup di Jakarta ini dirangkum dalam 169 halaman.

Penulis:

Meidiana Triani

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6