Liputan6.com, Jakarta - Sejarah membuktikan bangsa yang maju adalah mereka yang mampu menguasai dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Tentunya, penguasaan iptek tak bisa lepas dari budaya membaca dan menulis bangsa tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi minat membaca bangsa Indonesia sendiri termasuk dalam kategori memprihatinkan. Studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu misalnya, menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara perihal minat membaca.
Kegiatan membaca berbanding lurus dengan kemampuan menulis seseorang. Semakin banyak seseorang membaca, wawasan yang ia peroleh dapat ia gunakan sebagai referensi untuk menulis.
Nah, bagaimana dengan generasi milenial? Masih suka membaca dan menuliskah?
Survei Nasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengenai "Orientasi Sosial, Ekonomi, dan Politik Generasi Milenial" pada periode 23-30 Agustus 2017 menunjukkan generasi milenial tak lagi suka menulis dan membaca.
Dibanding dengan berolahraga, bermusik, dan menonton film, kegiatan membaca dan menulis kalah jauh. Menurut survei tersebut, milenial yang menyukai olahraga jumlahnya sekitar 30,8 persen. Ini berbanding jauh dengan membaca yang hanya 5,3 persen dan menulis yang hanya 0,8 persen.
Sementara bagi generasi non milenial sendiri, olahraga bukanlah kegiatan yang paling menarik minat mereka. Ini menunjukkan kalau generasi milenial mulai memiliki kesadaran akan hidup sehat yang tinggi.
Lucunya, minat akan membaca dan menulis generasi non menulis tidak juga tinggi. Di mana persentase suka membaca generasi non milenial hanya 5,2 persen dan suka menulisnya hanya 0,8 persen.
Untuk lebih lengkapnya, dapat disimak dari bagan berikut ini.
Â
Menulis Diary dan Sahabat Pena Mulai Punah
Meski persentase minat membaca dan menulis persentase generasi milenial dan non milenial tak jauh berbeda, bagi Anda yang lahir sebelum tahun 2000-an pasti masih ingat dengan kebiasaan-kebiasaan menulis yang sempat menjadi hobi. Seperti kegiatan-kegiatan menulis berikut ini:
1. Sahabat Pena
Kegiatan yang satu ini sempat heboh di antara generasi 90-an. Memiliki sahabat pena menjadi kebanggaan tersendiri pada masa itu. Terlebih, bila surat tersebut dialamatkan ke sekolah dan teman-teman tahu kita yang menerimanya.
Tanpa kita sadari, memiliki sahabat pena melatih kemampuan menulis yang kita miliki. Surat yang diterima secara tidak langsung memaksa kita untuk menulis balasan.
2. Menulis diary/buku harian
Kebiasaan menulis buku harian juga baik untuk melatih kemampuan menulis. Dulu, anak muda masih suka menulis buku harian. Bahkan ada kalanya meski tidak suka menulis, mereka akan mencoba karena tidak ingin ketinggalan tren. Sayang, kini kebiasaan tersebut sepertinya mulai luntur.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement