Liputan6.com, Balikpapan Liquid Petroleum Gas atau yang biasa disebut LPG selalu dapat dijumpai sehari hari khususnya bagi masyarakat Indonesia. Produk elpiji pun bermacam macam yakni elpiji 3 kg, Bright Gas dan elpiji 12 kg. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa masing-masing elpiji memiliki sasaran konsumen yang berbeda pula.
Baca Juga
Advertisement
Kamis (29/09/2017) lalu, Finalis Citizen Journalist Academy diberi kesempatan untuk mengikuti Education Trip (Edutrip) di Pertamina MOR VI Balikpapan. Sebelum berkeliling, para finalis terlebih dahulu diberi arahan terkait keselamatan dan beberapa materi di ruang serbaguna.
Pada kesempatan kali ini pula Ahmad Ubaidilah Maksum memberi wawasan terkait Bright Gas. Selaku Sales Executive Domestic Gas Rayon 1 Pertamina MOR VI Kalimantan, ia menjelaskan bahwa Elpiji sendiri merupakan bahan bakar gas yang dikemas dalam bentuk cair. Sesuai dengan namanya, gas elpiji berasal dari kandungan gas yang terkandung dari minyak mentah yang terikut saat proses produksi.
Selain ukurannya yang berbeda, elpiji melon (3 kg) dan Bright Gas (5,5 kg dan 12 kg) memiliki perbedaan teknologi. Bright Gas memiliki fitur katup ganda Double Spindle Valve System (DSVS). Dengan adanya fitur ini menjadikan bright gas dua kali lebih aman dalam pencegah kebocoran. Dilengkapi pula dengan adanya stiker hologram dengan fitur Optical Color Switch (OCS) yang telah memperoleh hak paten dan dapat dijamin keasliannya. Berbeda dengan elpiji melon yang hanya menggunakan safety valve.
Sasaran dari produk elpiji ini pun berbeda, pada elpiji melon kita dapat melihat sablon yang bertuliskan "Hanya Untuk Masyarakat Miskin". Hal ini dikarenakan elpiji melon merupakan elpiji yang mendapat subsidi dari pemerintah. “Tulisan ini usulan langsung dari Presiden. Tujuannya untuk menegaskan bahwa pihak yang tidak sesuai kategori dilarang menggunakan produk bersubsidi,” ujar pria yang kerap disapa Ubay tersebut.
Menurutnya masih banyak masyarakat yang kurang menyadari pentingnya menggunakan elpiji yang sesuai. Sehingga pihak Pertamina sendiri harus memproduksi tabung elpiji lebih banyak guna mencegah adanya masyarakat miskin yang tidak mendapatkan elpiji melon ini. Ia juga mengajak para finalis CJA untuk ikut menyuarakan kepada masyarakat mampu untuk segera beralih dari elpiji melon menuju Bright Gas yang lebih tepat sasaran.
Tak hanya terkait dengan Bright Gas, pada Edutrip kali ini para finalis juga mendapatkan banyak informasi terkait depot TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak), depot LPG dan energi lainnya. Menurut Area Manager Komunikasi dan Relasi Pertamina Area Kalimantan Alice Irzanova, dengan kegiatan ini Pertamina akan lebih mudah dalam mensosialisasikan hal hal terkait energi kepada anak muda. “Dengan melihat langsung kegiatan Pertamina, maka para Energi Muda Pertamina akan berbagi cerita kepada sesama dan mengemas dengan caranya tersendiri,” ujarnya saat wawancara langsung dengan para finalis.
Penulis:
Nia Dahlia Putri - STT Migas Balikpapan
Finalis Citizen Journalist Academy - Energi Muda Pertamina Balikpapan
Ikuti juga liputan dan kegiatan Finalis Citizen Journalist Academy - Energi Muda Pertamina dari 3 kota di Indonesia melalui www.liputan6.com/pages/energi-muda-pertamina. Program creative mentorship dari Redaksi Liputan6.com, Indosiar bekerjasama dengan Pertamina untuk 90 mahasiswa kreatif yang telah lolos seleksi dari ribuan pendaftar di Jabodetabek, Semarang & Balikpapan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: