Liputan6.com, Jakarta - Seorang dokter berusia 84 tahun kehilangan izin medisnya setelah diketahui tak bisa mengoperasikan komputer.
Dr. Anna Konopka dari New London, New Hampshire selama ini menggunakan sistem manual untuk melacak file dengan tulisan tangannya yang mencakup kondisi medis pasien dan berbagai macam resep. Sementara itu, New Hampshire Board of Medicine berkilah kalau izin Anna dicabut bukan hanya karena wanita itu tak bisa mengoperasikan komputer.
Advertisement
Baca Juga
Organisasi itu juga mengutip penolakan Anna untuk mendaftar program pemantauan obat. Padahal, program itu wajib dilakukan.
"Masalahnya adalah, saya tak melakukan hal-hal tertentu di komputer. Saya harus belajar ini dan itu, saya tak punya waktu untuk itu," ungkap Anna seperti dilaporkan oleh Associated Press.
Program yang berlaku pada tahun 2014 itu mewajibkan semua dokter untuk mendaftarkan jumlah opioid yang mereka resepkan dalam upaya mengurangi kemungkinan overdosis obat. Terlebih, Anna pernah mendapat tuduhan gagal memberikan dosis obat yang tepat pada salah satu pasiennya.
Akan tetapi, saat dihadapkan dengan tuduhan itu, Anna menjelaskan bahwa pasien itu tak pernah berada dalam bahaya dan tak mematuhi instruksinya.
Â
Alasan Anna yang Masuk Akal
Tumbuh di era yang teknologinya belum canggih, Anna mengaku kalau dia sampai sekarang hanya memiliki telepon rumah di kantornya yang mungil. Selain menolak diajarkan memakai komputer, menurut dia, sistem rekam elektronik akan memakan biaya yang terlalu besar untuk kantornya.
"Saya tidak mampu, terlalu mahal. Nanti saya harus menaikkan biaya pengobatan, padahal tak semuanya memiliki asuransi," ujar Anna.
Bagi Anna, ia mengobati orang-orang bukan karena uang, tapi karena ingin membantu. Bahkan, beberapa pasien membelanya karena perawatan Anna yang sangat baik.
Kini, agar Anna bisa kembali membuka praktik, ia harus mengajukan pertimbangan kembali ke Dewan Obat-obatan setempat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement