Liputan6.com, Jakarta Pohon rindang yang besar biasanya memiliki ranting dan daun yang melebar. Rindangnya pohon tersebut bahkan bisa menutupi pohon lainnya hingga tidak jarang daunnya bertabrakan, terlebih lagi jika di hutan. Rindangnya pepohonan sampai menutup cahaya masuk yang menyentuh tanah. Namun, lain halnya pohon yang ada di Forest Research Institute Malaysia (FRIM).
Baca Juga
Advertisement
Di FRIM terdapat pohon Dryobalanops aromatica atau pohon kapur. Pohon kapur sendiri mempunyai ukuran yang besar dan tinggi. Diameter batangnya mencapai 70 cm bahkan 150 meter dengan tinggi pohon mencapai 60 meter.
Kulit pohon berwarna cokelat dan cokelat kemerahan di daerah dalam. Batangnya akan mengeluarkan aroma kapur bila dipotong. Yang membedakan pohon kapur di FRIM dengan yang lain, yaitu pohonnya tidak bersentuhan satu sama lain bahkan daun rindangnya tidak bersentuhan.
Ada jarak di antara dedaunan pohon satu dengan yang lainnya merupakan fenomena alam yang misterius. Tiap pohon dipisahkan oleh celah yang terlihat jelas dari permukaan tanah. Fenomena ini pertama kali didokumentasikan dalam literatur ilmiah selama tahun 1920-an, tapi para periset sejak itu belum dapat menemukan penyebabnya.
Pada 1955, M.R. Jacobs, ahli hutan, menjelaskan dalam bukunya, Growth Habits of the Eucalypts, bahwa tiap daun pohon sensitif jika bersentuhan karena angin, sehingga daun pohon tersebut membuat jarak dengan pohon lainnya.
Kejadian Ini Masih Menjadi Teka-Teki Para Ilmuan
Pada 1986, teori ini juga didukung oleh Dr Miguel Franco, yang memperhatikan bahwa cabang pohon cemara Picea sitchensis dan pohon Larix kaempferi mengalami kerusakan fisik jika saling bersentuhan, yang merusak cabang-cabang terdepan.
Beberapa ilmuwan berspekulasi lain, hal tersebut merupakan mekanisme untuk menghentikan penyebaran serangga pemakan daun. Pohon ini menciptakan struktur yang meluas sampai 10 cm dari cabang pohon ke tanaman lain, sehingga celahnya adalah mekanisme pertahanan alami pohon. Namun, setelah diteliti mereka tidak menemukan jejak adanya kerusakan oleh hama.
Kemudian spekulasi lain mengatakan pohon tumbuh peka terhadap tingkat cahaya dan berhenti tumbuh saat mereka terlalu dekat dengan pohon lain. Ilmuan juga mendukung teori ini, karena tanaman dapat merasakan seberapa dekat mereka dengan tanaman lain dengan mendeteksi frekuensi cahaya. Dengan begitu, tiap pohon bisa tumbuh sempurna karena tidak saling menutupi.
Penjelasan ilmiah terbaik sejauh ini, yaitu daun pohon kapur barus melepaskan etanol untuk menghentikan pohon lain agar tidak tumbuh. Hingga saat ini belum ada jawaban yang pasti terhadap pohon kapur yang tumbuh di FRIM.
Â
Penulis
Reza Sugiharto
Â
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement