Liputan6.com, Jakarta - Johanna Watkins dan suaminya, Scott, menikah pada 2013 lalu. Namun, sejak kencan pertama mereka, Johanna mulai rentan dan sensitif terhadap banyak hal.
Biasanya orang yang alergi hanya pada beberapa hal, tapi Johanna mengalami alergi yang tak lazim. Hampir semua benda dan orang yang berada di dekatnya termasuk sang suami membuat alerginya kambuh. Johanna bisa pingsan jika suaminya ada di dekatnya selama 15 menit.Â
Advertisement
Baca Juga
Setelah berpacaran selama dua tahun Johanna menikah dengan Scott. Pasangan itu seharusnya menempuh hidup baru bersama dengan bahagia. Namun, sayang kehidupan mereka tak serupa seperti pasangan lainnya karena gejala alergi yang dialami Johanna semakin lama semakin buruk.
Dua tahun setelah mereka menikah, alergi Johanna semakin tak bisa dikendalikan. Menurut Dr Lawrence Afrin dari Universitas Minnesota, Johanna didiagnosis dengan sindrom aktivasi sel mast. Kondisi langka neurologi yang membuat Johanna merasa terisolasi di rumahnya sendiri.
Â
Â
Tak bisa berada di dekat istrinya selama 15 menit
Sistem imun tubuh yang seharusnya melindungimu justru malah bertindak sebaliknya, yakni dapat melukai dirimu sendiri. Kasus Johanna sendiri tergolong dalam kasus yang sangat parah dan mengerikan baginya. Bahkan, kondisinya telah dianggap memasuki tahap anafilaksis atau reaksi alregi yang parah dan berpotensi mengancam jiwanya.
Biasanya saat seseorang mengalami anafilaksis, tenggorokan mereka dapat menyempit. Hal ini dapat membuat mereka yang terserang alergi harus segera dilarikan ke rumah sakit. Namun, Johanna selalu mengalami hal itu setiap harinya. Tubuhnya selalu merasa kesakitan karena sel tubuhnya mengidentifikasi apa pun sebagai sebuah ancaman.
Bahkan suaminya sendiri bisa memicu alergi Johanna semakin parah. Jika Scott berada di dekat istrinya selama 15 menit hal ini dapat membuat Johanna pingsan. Untuk menyelamatkan nyawanya, Scott perlu untuk menjaga lingkungan rumahnya agar penyakitnya tak menjadi lebih buruk. Jadi, hal yang bisa dilakukan oleh Johanna ialah terisolasi dalam rumahnya sendiri.
Selama setahun lebih, lantai bawah menjadi area tempat tinggal Johanna. Mulai dari ruang makan, ruang tamu, tempat tidur serta kamar mandi. Scott sengaja memberikan banyak ruangan kepada Johanna agar wanita yang disayanginya mendapat tempat yang nyaman karena ia terisolasi dalam rumah lebih lama.
Adapun Scott, tinggal di lantai dua dan jarang masuk ke dalam ruangan Johanna. "Kadangkala aku melihatnya melalu sebuah kaca ia duduk di sofa biasanya aku melambaikan tangan kepadanya. Ini menjadi sangat sulit untukku bertemu dengannya karena ia sangat sakit," ujar Scott, dilansir dari Today, Jumat (29/12/2017).
Â
Advertisement
Scott tetap mencintai istrinya
"Kami bahkan belum pernah berciuman selama setahun setengah lebih. Untuk berkomunikasi biasanya lebih sering lewat telepon. Kami menonton bersama melalu TV masing-masing di kamar," kata Scott. Walaupun hal tersebut menjadi sulit baginya, Scott sangat mencintai istrinya.
Scott percaya bahwa Tuhan punya kendali atas segala sesuatu yang terjadi. Mungkin kehadirannya bisa membantu Johanna melawan penyakitnya. Kehidupan Johanna pun sehari-harinya penuh dengan kesakitan dan menderita. Ia selalu mengungkapkan bagaimana ia bernapas seperti melalui sebuah sedotan.
"Secara psikologi, dia adalah wanita yang paling sehat di dunia. Dia adalah wanita yang paling kuat yang aku ketahui. Dia percaya dan memiliki harapan serta berusaha bergembira dengan apa yang dicapainya setiap hari. Aku sangat bangga kepadanya. Dia menakjubkan," kata Scott.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Â