Liputan6.com, Jakarta Sikat gigi merupakan alat yang berguna untuk menjauhkanmu dari bau mulut dan gangguan gigi lainnya. Oleh karena itu, menyikat gigi secara rutin pagi dan malam perlu untuk dilakukan.
Meskipun demikian, kesehatan gigi tak cukup dengan hanya menyikat gigi saja. Sejumlah hal yang perlu kamu pertimbangkan yakni mengganti sikat gigi.
Advertisement
Baca Juga
Sikat gigi yang jarang diganti dan terus dipakai lebih dari tiga bulan justru menjadi sarang bakteri. Jika kebiasaan malas itu dibiarkan dalam waktu yang lama, sikat gigi justru bisa memindahkan bakteri ke dalam mulutmu.
Bahkan, jurnal American Society of Microbiology pada tahun 2015 pernah mengumumkan adanya penyebaran bakteri koliform pada feses sampai ke sikat gigi.Â
Kapan harus mengganti sikat gigi?
Keith Arbeitman seorang dokter gigi yang bekerja 15 tahun di New York menyebutkan, sebagian besar pasiennya jarang mengganti sikat gigi yang mereka gunakan.Â
Asosiasi Dokter Gigi (ADA) di Amerika sebenarnya menyarakan untuk mengganti sikat gigi selama tiga bulan sekali. Akan tetapi, menurut Arbeitman hal itu tergantung dengan seberapa sering kamu menggunakan sikat gigi.
"Bagi orang-orang yang menyikat gigi dua kali sehari, saran untuk mengganti sikat gigi selama tiga bulan sekali benar adanya. Jika bulu sikat sudah mulai bengkok, itu tandanya sikat gigimu sudah tidak efektif bekerja," ujar Arbeitman, melansir Business Insider, Rabu (24/1/2018).
Salah satu cara lainnya untuk memastikan sikat gigimu mulai tak baik untuk bekerja yakni, menggunakan lidah. Gerakan sikat ke bagian lidah, biasanya sikat yang bagus akan memberikan rasa yang bersih dan licin. Jika kamu tak merasakan kedua hal tersebut dalam sikat gigimu ada baiknya untuk segera menggantinya.
Advertisement
Jangan gunakan pelindung plastik pada sikat gigi
Selain itu, akan lebih bagus ketika mengganti sikat gigi baru jika salah seorang anggota keluarga mengalami sakit. Sikat gigi kita biasanya berkumpul pada satu tempat yang sama. Bakteri dan virus dari orang yang sakit bisa berpindah ke sikat setelah mereka menggosok gigi. Ada kemungkinan bakteri dan virus tersebut bisa tersebar ke sikat gigi lainnya di sekitar mereka.
Walaupun begitu, menurut ADA bakteri pada sikat gigi ternyata tak menimbulkan bahaya pada tubuh, kecuali kita menggunakan pelindung atau tutup plastik pada sikat gigi.
Mungkin kita menyangka bahwa pelindung bulu sikat gigi dapat menghindari bakteri. Sayangnya anggapan itu dibantah oleh data dari jurnal The New York State Dental.
Hasil studi di tahun 2007 yang ditampilkan dalam jurnal tersebut menyebutkan, bahwa pelindung plastik pada sikat gigi mengontaminasi 70 persen bulu sikat gigi dengan mikroorganisme oportunistik. Organisme tersebut dipercaya dapat menyebabkan infeksi pada rongga mulut.
Oleh karena itu, hal yang perlu diperhatikan ialah membiarkan sikat gigi kering terkena udara kering. Selain mengganti sikat gigi, kamu juga perlu untuk melakukan benang gigi dan mencuci mulut dnegan obat kumur agar kebersihan mulut semakin maksimal.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Â