Liputan6.com, Jakarta Warga di kawasan Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat (Jabar), dibuat geger dengan penemuan dua kerangka manusia di rumah keluarga Neneng Khotijah (76), Selasa (30/1/2018).
Bikin merinding, dua kerangka manusia ditemukan di ruangan tengah rumah dengan posisi berbeda, satu berada di atas sofa sementara yang satu lagi di lantai dengan posisi telentang.
Advertisement
Baca Juga
Kedua kerangka manusia ini pertama kali ditemukan tim medis puskesmas daerah setempat. Semua berawal dari kunjungan tim pendataan kesehatan Puskesmas Melong ke rumah Neneng.
Menurut Zacki Rachman, salah satu petugas puskesmas, Neneng kerap menolak ketika hendak didata dan diberi pemeriksaan kesehatan secara gratis. Dari situ, Zacki mengaku mulai curiga. Ditemani dokter puskesmas dan ketua RT serta RW, dia terus berusaha membujuk Neneng untuk masuk ke rumah sampai akhirnya berhasil.
Tim medis kemudian menemukan kedua kerangka tubuh manusia ditutupi selimut. Mereka selanjutnya melaporkan peristiwa itu ke aparat kepolisian. Warga sebenarnya mulai curiga tatkala bau bangkai tercium dari dalam rumah Neneng.
Namun, si pemilik rumah selalu mengelak bahwa bau itu merupakan bangkai tikus. Dari hasil investigasi, kedua kerangka tersebut merupakan penghuni rumah, yaitu suami Neneng, Nanung Sobana berusia 84 tahun dan anaknya Hera Sari Herawati berusia 50 tahun.
Dengar Bisikan Gaib
Berdasarkan keterangan Neneng kepada polisi, dia ternyata melakukan hal ini bukan tanpa alasan. Pada 2015Â lalu, Hera sempat mendapatkan bisikan gaib.
"Dari bisikan itu, Hera meminta kepada kedua orangtuanya agar jika dirinya meninggal, mayatnya tidak dikuburkan. Dari bisikan itu dia menyimpulkan, dia akan hidup kembali untuk menjalankan kehidupan kedua (reinkarnasi-red)," terang Sutarman di Mapolsek Cimahi Selatan.
Beberapa bulan setelah itu atau pada Januari 2016, Hera meninggal. Karena sudah ada wasiat untuk tidak dikuburkan, Neneng bersama suaminya, Nanung, membiarkan jenazah anaknya tetap disemayamkan di rumah.Â
Setelah hampir setahun menunggu, Nanung putus harapan. Anaknya yang paling dia sayangi tak kunjung hidup lagi. Tak lama setelah itu, Nanung meninggal menyusul Hera.
Neneng akhirnya memutuskan untuk tidak menguburkan jenazah suaminya seperti mayat Hera. Bahkan, Neneng tetap mengurus dua jenazah tersebut di dalam rumah. Tiap hari Neneng membersihkan dua jenazah itu dengan cara mengelapnya. Tiga hari sekali selimut yang menutupi dua mayat tersebut selalu diganti dengan yang bersih.
Â
Â
Berita ini sebelumnya telah tayang di kanal Regional Liputan6.com.Â
Â
Jadilah bagian dari Forum Liputan6.com dengan mengirimkan artikel unik dan terkini melalui email: Forum@liputan6.com.
Advertisement