Liputan6.com, Jakarta Gereja St. Lidwina Sleman diserang seorang remaja yang membawa pedang saat misa berlangsung, Minggu (11/2/2018) sekitar pukul 07.30 WIB.
Sejumlah orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit, termasuk Romo Prier yang sedang memimpin ibadah dan seorang anggota polisi, Aiptu Munir, yang gagal melakukan negosiasi dengan pelaku untuk menyerahkan diri.
Advertisement
Baca Juga
Sementara pelaku yang berinisial S (16) asal Banyuwangi terpaksa dilumpuhkan polisi dengan tembakan ke bagian perut. Polisi masih mendalami motif pelaku.
"Apapun akan dilakukan termasuk memeriksa kejiawaan pelaku. Ini sedang kami dalami,'' ucap Kabid Humas Polda DIY Ajun Komisaris Besar Yuliyanto kepada Liputan6.com, Minggu (11/2/2018).
Pesan Romo Yos
Menanggapi kejadian tersebut, pastor militer AAU Yogyakarta, Romo Letkol (Sus) Yos Bintoro Pr, atau biasa disapa dengan Romo Yos, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak sembarangan menyebarkan informasi, foto atau video peristiwa ke media sosial karena dikhawatirkan akan memperkeruh suasana.
Berikut isi imbauan yang beredar melalui Whatsapp.
Teman-teman, bapak, ibu saudara, selamat pagi.
Saya Rm Yos Bintoro, PR menghimbau untuk tidak menyebarkan berita mengenai “Peristiwa Gereja Bedog” pagi ini yang menimpa Rm Prier dan fasilitas Gereja TIDAK DISEBARKAN LEWAT MEDSOS, dengan alasan :
1. dapat dipakai untuk gerakan kontra produktif pendesain serangan ini.
2. membuat kepanikan umat yang tidak perlu.
3. justru kita lawan denan mengatakan TIDAK TAKUT PADA TERORISME.
4. Dengan mudah dapat dipakai untuk kegiatan HATE SPIN selanjutnya.
TETAP TENANG, SABAR DAN JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN MEDSOS UNTUK MENUNJUKKAN GERAKAN KONTRA PADA MEREKA.
CUKUP STATEMENT: KAMI MENGUTUK PERBUATAN INI DI REPBULIK INDONESIA, DAN KAMI AKAN LAWAN GERAKAN MELAWAN KEBHINNEKAAN, MELAWAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.
Salam hormat dan doa kepada Rm Prier dan umat Stasi Bedog.
Romo Yos Bintoro, Pr
Advertisement
Respon Warganet
Pesan damai dari Romo Yos tersebut lalu viral di media sosial dan mendapatkan berbagai tanggapan dari warganet. Sejumlah warganet merasa sikap Romo Yos harus diteladan oleh pemuka agama lain.
Hal begini lah yg harus di sampaikan oleh setiap pemimpin agama, bukan mengutuk dll, krn kdng mengutuk di analogikan sbg kebencian. Trima kasih Romo...GBU
— ANAK BANGSA (@bersatulahnkri) February 11, 2018
Pemimpin daerah juga harus lebih tegas berstatemen dalam meredam aksi-aksi intoleran seperti ini. #ingatbaksos
— #ThePatriot (@badjakarta) February 11, 2018
Ikut prihatin. Yupz saya setuju, coz kita blm tau motif pelaku jadi penyebaran via medsos n reaksi warganet bisa bikin keruh. https://t.co/ehMAMGg1Dn
— Andi Sunarto (@anterjaldi) February 11, 2018
Namun, ada juga warganet yang tidak setuju dengan pesan Romo Yos dengan alasan masyarakat tidak boleh tinggal diam karena kejadian serupa seperti penyerangan Gereja St. Lidwina dapat kembali terjadi jika tidak ada suara lantang dari masyarakat.
With all due respect, I disagree. Not talking about the issue and sweeping it under the rug will give the impression that all is well and there are no intolerance issue. https://t.co/OJ8qETuQLr
— 🍦🍦🍦 (@doggudoggu) February 11, 2018
Yup, sama. Sampai kapan akan diam saja? Toh jika bersuara atau mengusut hal ini tidak lantas serta-merta menjadikan umat menjadi agresif atau balas dendam, tidak lantas membuat kehilangan kasih. Lagipula ini jadi semacam pembiaran.
— Kesh (@kesh_chia) February 11, 2018
**Jadilah bagian dari Forum Liputan6.com dengan berbagi informasi terbaru dan unik melalui email: Forum@liputan6.com.
Saksikan video pilihan di bawah ini: