Liputan6.com, Jakarta - Jepang dikenal dengan real estate yang mahal dan apartemen mungilnya, terlebih di kota besar. Ini dikarenakan mahalnya harga lahan di negara tersebut. Nah, pernahkah Anda membayangkan menghabiskan waktu bertahun-tahun bersembunyi di sebuah kamar yang kecil dan menghindari dunia luar.
Baca Juga
Advertisement
Itulah kenyataan yang dihadapi oleh lebih dari 500 ribu orang muda Jepang. Ini dikenal sebagai hikikomori.
Pemerintah Jepang mendefinisikan hikikomori sebagai seseorang yang telah menarik diri dari masyarakat selama 6 bulan atau lebih. Hikikomori dilakukan oleh 1,6% warga negara yang berusia antara 15-39 tahun.
Melansir dari Omgfacts, fenomena ini merupakan hasil dari terbenturnya beberapa faktor sosiologis. Beberapa periset mengklaim fenomena ini sedikit terkait dengan budaya otaku, yakni orang yang terobsesi dengan manga, anime, gim, dan dunia imajiner lainnya.
Akan tetapi, pada kenyataannya ini lebih dalam dari apa yang diduga oleh periset tersebut. Survei 2014 menunjukkan bahwa hanya 7,5% pemuda Jepang merasa puas dengan diri mereka sendiri.
Studi lain menegaskan bahwa keluarga Jepang yang ketat bisa menciptakan anak-anak yang tak bergantung pada tanggungan, yang memberotak terhadap harapan besar yang diajukan oleh orang tua mereka. Saat tekanan terlalu banyak, mereka menarik diri dari lingkungan. Beberapa putus sekolah tapi ada juga yang tetap bekerja.
Â
Selanjutnya
Selain itu, juga dikarenakan masih adanya stigma negatif seputar masalah kesehatan mental di Jepang, ini membuat lebih banyak orang yang merasa kesulitan untuk kembali ke masyarakat. Beberapa hikikomori menderita masalah lain, seperti depresi klinis dan mereka lebih memilih untuk tinggal di dalam rumah ketimbang mencari pertolongan.
Fakta begitu banyak anak muda yang mengucilkan diri mereka dari lingkungan menjadi tantangan besar bagi Jepang. Dengan 127 juta lebih penduduk, Jepang menjadi salah satu negara berpenduduk padat di dunia, dan wilayah Tokyo adalah yang terpadat.
Akan tetapi di sisi lain, angka kelahiran di Jepang begitu rendah sehingga jumlah penduduknya makin menurun. Ini menjadi alarm untuk masalah ekonomi terbesar ketiga di dunia. Tak heran, Perdana Menteri Shinzo Abe menjadikan menarik hikikomori kembali ke masyarakat sebagai salah satu misi besarnya. Ini bertujuan untuk mempertahankan jumlah penduduk Jepang di bawah 100 juta.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement