Liputan6.com, Jakarta - Ternyata tak hanya manusia saja yang bisa mengalami kesepian, sebuah pohon yang tumbuh di pulau bagian selatan, Selandia Baru dianggap sebagai pohon yang paling sepi dan terpencil di bumi. Bahkan Buku Rekor Dunia Guinness memberikan predikat pohon tersebut sebagai pohon yang paling kesepian di dunia.
Baca Juga
Advertisement
Angin kencang bisa bertiup hampir sepanjang tahun, selain itu sinar matahari bisa terlihat hanya dalam waktu 25 hari saja. Ditambah lagi 40 hari per tahunnya tanpa mengalami hujan.
Sejumlah faktor cuaca tersebut di Pulau Campbell, bukanlah menjadi tempat yang tepat bagi sebuah pohon untuk tumbuh.
Iklim yang ekstrem dari tempat itu, tak memungkinkan bagi sebuah pohon muda untuk tumbuh dengan baik. Namun, ada pohon yang membuat pengecualian yakni cemara stika.
Para ilmuwan dibuat bingung dengan hadirnya pohon cemara tersebut. Bagi mereka, tak seharusnya pohon itu bisa tumbuh di Pulau Campbell. Oleh karena itu, penelitian mendalam pun dilakukan oleh sejumlah ilmuwan.
Bertahan hingga lebih dari seabad
Setelah diusut, cemara stika itu ternyata ditanam oleh Lord Ranfuly, mantan Gubernur Selandia Baru di tahun 1901 dan 1907. Peneliti belum mengetahui alasan yang jelas mengapa gubernur itu memilih cemara stika.
Namun berdasarkan sumber yang telah ditemukan, Ranfuly ingin mengubah pulau itu menjadi pulau yang produktif. Sehingga pilihan yang diambil, Ranfuly yakni meningkatkan sektor perhutanannya.
Sayangnya kebijakan itu, bukalah hal yang tepat mengingat iklim Pulau Campbell yang keras.
Meskipun demikian, usaha Ranfuly tak sepenuhnya sia-sia mengingat bahwa pohon cemara tersebut masih berdiri tegak selama satu abad lamanya. Selain itu, ada ciri khas yang aneh pada pohon cemara di Pulau Campbell dibandingkan dengan cemara di pulau lainnya.
Jika kamu melihat dari jauh, orang-orang tak akan pernah menyadari bahwa pohon itu merupakan pohon cemara yang biasanya mengerucut. Hal itu disebabkan karena pohon tersebut terlihat seperti bentuk kembang kol raksaksa.
Keanehan tersebut muncul karena adanya pemotongan di bagian batang selama berulang kali dalam setiap tahun. Setiap perayaan natal, puncak pohon cemara dipotong untuk digunakan oleh sejumlah staf meteorologi yang bertugas di pulau tersebut.
Meski sudah dipotong berulang kali entah kenapa pohon itu masih tetap bertahan. Beruntungnya, tak pernah ada yang memotong pohon itu lebih dari 10 meter selama enam dekade ini.
Pohon cemara stika di Pulau Campell kembali diberitakan karena para periset yakin bahwa bumi tengah memasuki era geologi baru yang dinamakan, Anthropocene.
Peneliti menggunakan pohon cemara stika di Campbell untuk menemukan lonjakan karbon yang ditemukan dalam inti pohon tersebut.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Â
Advertisement