Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak cerita tentang sejarah medis di masa lampau. Mengingat perkembangan medis pada zaman dahulu melalui perkembangan dan proses yang panjang. Para tim dokter dari belahan dunia sering kali menemui kasus aneh yang cukup membingungkan dan sulit untuk diungkap.
Baca Juga
Advertisement
Di Amerika, ada salah satu kasus yang cukup mengejutkan banyak orang. Kasus ini sempat dikategorikan sebagai kondisi medis aneh dan cukup mengejutkan. "American Crowbar Case" merupakan kasus yang menimpa Phineas Gage, pemuda 25 tahun yang mengalami kecelakaan ketika bekerja.
Meski menentang penjelasan logis, pria itu selamat dari kecelakaan nahas di mana sebuah linggis menembus tengkorak kepalanya.
Pada mulanya, pemuda itu merupakan mandor dari konstruksi pembutan jalur kereta api di Vermont. Peristiwa mengerikan itu terjadi, ketika para pekerja sedang berusaha menghancurkan sebuah batu dengan bubuk peledak. Dalam proses tersebut, mereka juga menggunakan tongkat besi yang dengan berat yang berkisar tujuh kilogram.
Ternyata batang besi yang digunakan menyebabkan percikan api. Hal itu langsung memicu bubuk peledak bereaksi lebih cepat sehingga menyebabkan ledakan yang tak diinginkan. Akibat ledakan tesebut, batang besi ikut terlempar sampai akhirnya mengenai Gage yang juga berada di sana.
Batang besi itu menusuk tengkorak Gage. Ia mengalami kerusakan banyak bagian lobus frontal kirinya, karena besi masuk melalui pipi kirinya sampai melewati bagian atas kepalanya.
Para rekan kerja menemukan Gage 27 kilometer jauhnya dari lokasi kejadian dengan keadaan memilukan tersebut. Dalam kondisi tak sadarkan diri, Gage langsung dilarikan ke tempat penginapannya untuk mendapat perawatan medis.
Mengalami perubahan perilaku
Dr. John Harlow dipanggil untuk merawat luka Gage. Ia membersihkan semua darah dan potongan tengkorak yang tersimpan di otak pria malang tersebut. Namun, luka pada kepala Gage menjadi terinfeksi sejak Harlow menggunakan jarinya untuk mengeluarkan fragmen tengkorak di kepalanya.
Infeksi tersebut menimbulkan akibat yang fatal karena membuat Gage mengalami kondisi setengah koma. Pihak keluarga bahkan telah merelakan kepergiannya karena tak ada harapan bagi pria itu untuk kembali hidup. Apalagi kecelakaan itu juga merenggut banyak hal dalam hidup Gage. Ia harus mengalami luka parah, kehilangan mata, hingga tengkorak patah.
Meski memicu pertanyaan besar, Gage berhasil membuka matanya kembali dan sembuh secara ajaib. Setelah kejadian itu, Gage kembali pulang ke rumahnya di New Hampshire. Ia diperbolehkan pulang dengan pengawasan dari Dr. Harlow. Menurut catatan dokter itu, Gage mengalami banyak perubahan mental setelah mengalami luka parah.
Gage mulanya dikenal sebagai pria terhomat dan baik. Sayangnya setelah kejadian itu, Gage kerap merasakan gelisah, terkenal tidak sopan, selalu terlibat dalam ucapan kasar dan kerap mengalami rasa bimbang. Perilakunya dalam kehidupan sehari-hari juga ikut berubah. Gage kehilangan kemampuannya bersosialisasi dan sulit menentukan pilihan.
Perubahan perilaku ini membuat Gage tidak lagi diterima pada tempatnya berkeja. Walaupun begitu, ia tetap masih mencari pekerjaan lain. Ia mulai bekerja kembali di kandang kuda dan melatih berkendara di Chile. Pekerjaan tersebut dianggap tepat untuk Gage karena memberikan dampak menenangkan pada mentalnya yang tak stabil.
Advertisement
Kepalanya dijadikan penelitian
Gage kemudian meninggal 10 tahun kemudian di usia 35. Pria itu mengalami kejang-kejang yang disebabkan akibat trauma otak dan tutup usia di tahun 1860.
Setelah ia meninggal, para ilmuwan khususnya di bidang neuropsikologi, melakukan penelitian terhadapnya. Kuburannya kemudian digali pada tahun 1867 dan membuka pintu baru bagi dunia medis. Dari penelitian tersebut, dunia medis memperkuat klaim bahwa area tertentu pada korteks frontal otak punya peranan yang besar untuk mengatur perilaku, tempramen, dan karakter manusia.
Selain itu, para ahli medis juga menemukan korelasi antara trauma otak dan perubahan kepribadian seseorang. Setelah tengkorak Gage dan tongkat besi dikirimkan untuk penelitian, kini kedua benda tersebut tersimpan pada Museum Anatomi Warren di Universitas Harvard sebagai bentuk peninggalan neurologi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Â
Â