Liputan6.com, Jakarta - Mempunyai anak merupakan anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia. Sayangnya, kasus ibu asal Tiongkok ini justru terbilang memprihatinkan.
Dikaruniai sembilan kali kehamilan dalam hidupnya, ternyata tak membuat ibu tersebut merasa bahagia. Malahan ia sempat melakukan sembilan kali aborsi sampai akhirnya merenggut nyawanya sendiri.
Advertisement
Baca Juga
Untuk mengendalikan populasi penduduk, pemerintah Tiongkok memang menganjurkan warganya, khususnya para wanita, untuk memberikan keturunan anak laki-laki.
Dalam hal itu, para ibu hamil diliputi rasa tertekan untuk menghasilkan putra dalam keluarga mereka. Rasa tertekan itu tak luput dialami oleh seorang ibu bernama Chen (31) dari Provinsi Guandong, Tiongkok.
Meksipun sudah dikaruniai tiga putri, mertuanya merasa keberatan karena Chen tak kunjung juga melahirkan bayi laki-laki. Ibu mertua Chen terus memaksa menantunya untuk memiliki keturunan laki-laki.
Jika mertuanya tahu ia melahirkan anak perempuan lagi, Chen akan disuruh melakukan persalinan paksa atau melakukan aborsi.
Chen satu dari banyaknya wanita yang tertekan
Menurut laporan Global times, Chen sudah melakukan sembilan kali aborsi dalam kehamilannya. Di aborsi kesembilan, Chen akhirnya meninggal karena mengalami pendarahan internal yang berlebihan.
Selain itu, akibat paksaan dari pihak mertuanya, Chen juga mengalami penderitaan dan tidak bahagia dalam kehidupan rumah tangganya. Bahkan, ia juga sempat melakukan upaya bunuh diri beberapa kali.
Kasus Chen pun beredar di kalangan warganet Tiongkok. Warganet pun merasa geram dengan tindakan mertua dan suami Chen. Mereka menganggap, pemaksaan suami dan mertua menjadi penyebab utama kematian Chen.
Warganet bahkan mengecam mertua dan suami Chen yang tidak memiliki hati nurani karena menggugurkan sembilan bayi perempuannya. Tak hanya itu, warganet juga sempat mengutarakan ide agar pemerintah untuk mengadili ibu mertua Chen. Selain pihak keluarga, rumah sakit yang menerima praktik aborsi juga menjadi target cibiran warganet.
Chen ternyata bukan satu-satunya wanita yang menderita karena paksaan untuk memiliki anak laki-laki. Kasus sebelumnya, seorang wanita bernama Gong Qifeng, dari Provinsi Hunan mengalami gangguan jiwa. Hal itu terjadi ketika ia bersusah payah melahirkan putra satu-satunya untuk keluarga. Namun nahas, bayi laki-lakinya tak selamat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:Â
Advertisement