Liputan6.com, Jakarta Sebuah artefak langka di asal Tiongkok dilelang dengan harga tinggi di Inggris. Artefak tersebut merupakan sebuah bejana air dari perunggu berusia tiga ribu tahun yang berasal dari dinasti Zhou Barat (1047-772 SM).
Dalam pelelangan di Galeri Lelang Cabtebury, bejana langka tersebut berhasil dibeli dengan harga £ 410.000 atau setara Rp 8 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Artefak berbentuk teko tersebut lebih dikenal dengan nama Tiger Ying karena dekorasi harimaunya. Dalam situs rumah pelelangan tersebut, mulanya teko hanya dijual £ 160.000 atau Rp 3 miliar.
Namun semenjak pelelangan tersebut dikecam pemerintah Tiongkok, harga yang ditawarkan pembeli dalam pelelangan semakin meningkat.
Pihak Tiongkok meyakini bahwa artefak langka itu sebenarnya hasil curian tentara Inggris saat penjarahan di Beijing pada tahun 1860. Dugaan itu menyerukan pihak Pemerintah Tiongkok untuk memboikot dan menghentikan pelelangan.
"Sangat menentang dan mengutuk Galeri Lelang Canterbury" tulis Administrasi Warisan Budaya Negara Tiongkok sehari sebelum pelelangan berlangsung.
Pihak pemerintah mencurigai bahwa pelelangan artefak tersebut merupakan ilegal. Mereka tak terima dan menuding rumah pelelangan menggunakan peninggalan penting asal negeri Tiongkok untuk kepentingan komersial.
Mulanya dijual Rp 728 juta
Melansir Nextshark, Rabu (18/4/2018) pelelangan teko menyebutkan bahwa bejana air antik tersebut didapatkan oleh spesialis seni Tiongkok, Alastair Gibson di tepi pantai kota Kent.
Pemilik sebelumnya juga menjual pembakar dupa dengan bahan dasar enamel beserta bejana air tersebut dengan harga £ 37.000 atau Rp 728 juta.
Jika ditelusuri siapa yang mencuri teko tersebut, dugaan kuat mengarah pada Kapten Royal Marinir Harry Lewis Evans saat pembakaran di Istana Musim Panas, di Beijing. Bejana yang diambil Evans diyakini sebagai salah satu dari tujuh bejana kuno yang serupa dan ada dalam istana.
Namun, Pemerintah Tiongkok hanya berhasil mengamankan lima dari ketujuh bejana tersebut dan sudah diamankan dalam museum. Pencurian teko itu berhasil dilacak dari catatan tulisan tangan Evans kepada ibunya.
Dalam catatan itu, Evans menggambarkan penjarahan istana serta barang-barang yang diambilnya saat penjarahan dan pembakaran di Peking akibat perang opium di tahun 1860.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Â
Advertisement