Liputan6.com, Jakarta Setelah SMA, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat sekolah menengah pertama (SMP) digelar mulai Senin (23/4) hari ini. Pada pelaksanaan ujian ini siswa akan mengerjakan sekitar 10 hingga 15 persen soal yang membutuhkan daya nalar tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, tingkat kesulitan soal HOTS telah disesuaikan dengan kemampuan siswa SMP. Sama seperti UNBK tingkat SMA, kisi-kisi soal dengan pendekatan HOTS untuk UN SMP juga telah disosialisasikan dan diajarkan kepada siswa sebelumnya. Soal berjenis HOTS ini sebenarnya berupa penalaran dan lebih aplikatif.
Soal berjenis HOTS menurut KPAI dikenal dalam bahasa ujian dengan kode L3 atau soal bertipe penalaran. Ciri utama soal L3 adalah soal yang menuntut siswa berpikir dan menerapkan konsep yang dipelajari pada situasi baru yang tidak familiar, atau situasi yang sudah dikenal. Siswa juga harus berpikir analisis, sintesis, menilai, dan mengambil keputusan atas masalah yang dihadirkan dalam soal.
Dikutip Liputan6.com, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menganggap, soal berjenis HOTS yang diujikan dalam UNBK harusnya aplikatif dan berguna bagi kehidupan anak.
Tak Harus Menyulitkan
"HOTS itu sebenarnya penalaran dan lebih aplikatif. Jadi bagaimana matematika, itu adalah proses analisis yang bernalar," kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI, Retno Listyarti, dalam konferensi pers di kawasan Menteng, ditulis Rabu (18/4/2018).
"Sebenarnya ketika anak belajar tentang ini, sebenarnya buat apa sih untuk kehidupan. Itu yang dimaksud dengan HOTS sebenarnya. Tetapi proses pembelajaran ini tidak dipahami oleh banyak pendidik, berarti kan anak-anak enggak dapat," kata Retno.
KPAI pun menilai bahwa soal berjenis HOTS ini seharusnya tidaklah menyulitkan siswa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Advertisement