Sukses

Gatot Kaca hingga Gundala, 3 Superhero Indonesia yang Tak Kalah dengan Avengers

Indonesia pernah memiliki tokoh-tokoh pahlawan super ciptaan anak bangsa.

Liputan6.com, Jakarta Demam Avengers: Invinity War sepertinya belum usai. Di mana-mana, studio yang menayangkan film tersebut masih dipenuhi oleh penonton.

Bicara soal pahlawan super, sebenarnya Indonesia juga tidak kalah dengan para pahlawan super terkenal tersebut. Indonesia pernah memiliki tokoh-tokoh pahlawan super ciptaan anak bangsa. Apa saja? Ini dia.

1. Gatot Kaca vs Iron Man

Hanya Gatot Kaca yang bisa disandingkan dengan Iron Man. Julukan "Otot Kawat, Tulang Besi" yang disandingkan pada Gatot Kaca bukan julukan sembarangan. Julukan tersebut menggambarkan betapa kuatnya Gatot Kaca.

Malahan, Gatot Kaca juga bisa terbang dan menghabisi lawannya dengan kekuatannya. Yang membedakannya dengan Iron Man adalah Iron Man mengandalkan teknologi.

 

2 dari 3 halaman

2. Laba-laba Merah vs Spider-Man

Indonesia pernah memiliki pahlawan super yang mirip dengan Spider-Man. Diciptakan oleh Kus Bram pada 1969, laba-laba Merah dulunya seorang anggota sirkus bernama Bramiana yang bertekad menangkap perampok di tempatnya bekerja.

Karena tekad kuat Bramiana, sang ayah yang juga seorang profesor menciptakan pakaian bertarung dari bahan yang sangat kuat, tahan peluru, dan elastis. Di bagian telapak tangan dan kaki kostum tersebut dilengkapi pori-pori yang berfungsi mengisap udara. Dengan teknologi tersebut, Bramiana bisa menempel dan merayap di dinding seperti laba-laba.

 

3 dari 3 halaman

3. Gundala vs Quick Silver

Quick Silver alias Pietro merupakan saudara dari Wanda Maximoff alias Scarlet Witch. Keduanya memiliki kekuatan yang berbeda. Bila Wanda memiliki kekuatan telekinesis, maka Pietro kekuatanya dapat berlari secepat kilat. Persis seperti Gundala Putra Petir.

Gundala sendiri merupakan tokoh komik ciptaan Hasmi yang muncul pertama kali dalam komik Gundala Putra Petir pada tahun 1969. Dalam komiknya, lokasi Gundala digambarkan sering terjadi di Yogyakarta, sementara ketika di filmkan pada tahun 1982, diceritakan berada di Jakarta.

Reporter: Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: