Sukses

Gara-Gara Babi hingga Mabuk, 5 Penyebab Perang Paling Konyol dalam Sejarah

Sejumlah perang memang didasari dengan kepentingan politik. Namun, ada sejumlah perang yang justru dipicu karena hal konyol.

Liputan6.com, Jakarta - Mendengar kata perang, tentunya akan selalu menakutkan banyak orang. Tak sedikit orang akan tewas ketika bertempur dalam medan perang, hingga beragam kejadian memilukan yang dialami banyak masyarakat.

Biasanya perang sendiri sering berhubungan dengan konflik negara atau tujuan politik tertentu. Tapi, di antara banyaknya perang yang terjadi di dunia, ada sejumlah perang yang justru dipicu karena hal-hal konyol.

Berikut ini merupakan rangkuman lima perang yang dipicu oleh hal-hal konyol, seperti dilansir dari Cracked, Rabu (9/5/2018).

1. The War of Golden Stool

Sebuah bangku emas merupakan barang yang dianggap sakral dan berharga bagi kekaisaran Ashanti. Kekaisaran itu terletak di negara Afrika bagian Barat dan pernah disebut sebagai Gold Coast saat masih penjajahan Inggris.

Para penduduk Ashanti menyakini bahwa bangku itu sakral, bukan hanya diperuntukan khusus untuk pemimpin mereka, melainkan roh yang mengisi semangat masyarakat bangsa Ashanti.

Perang tersebut terjadi ketika pada masa penjajahan Inggris, Raja Ashanti di tahun 1896 diasingkan. Campur tangan Inggris mulai masuk ke masyarakat Ashanti, ketika Gubernur Gold Coast, Sir Frederick Hodgson memasuki ibu kota.

Bangku emas berharga milik masyarakat Ashanti kemudian diminta secara paksa. Merasa harga diri mereka dilecehkan, penduduk setempat kemudian melakukan perlawanan dan menggunakan sebanyak mungkin senjata yang mereka temukan.

Perlawanan itu dipimpin oleh Yaa Asantewaa, ibu dari Raja Ashanti yang diasingkan. Koloni Inggris saat itu hampir dimusnahkan dan dipukul mundur.

Namun, mereka sembat kembali lagi dengan beberapa ribu orang di bawah komando Mayor James. Dari situ pertempuran terbilang sengit dengan pertahanan dan barikade dari masyarakat Ashanti.

Selama tiga bulan pertempuran dan menghadapi serangan dan perangkap Ashanti, Inggris berhasil mencapai kemenangan.

Walaupun Ashanti dilanda kekalahan dari perang yang mengakibatkan banyak korban berjatuhan. Mereka bangga dan menyatakan kememnangan bahwa tempat duduk emas bangsa Ashanti tak pernah diberikan oleh pihak Inggris.

2 dari 5 halaman

2. Memotong Tiang Bendera

Perang antara penduduk asli New Zealand dan Inggris mungkin sudah berlangsung lama sejak pertengahan abad ke-19. Pada saat itu, Inggris sudah mengklaim bahwa New Zealand di bawah kepemimpinan sang ratu. Oleh karena itu, para tentara memasang bendera Inggris pada kota-kota di sana.

Namun, seorang kepala suku bernama Hone Heke menolak dipemerintahan Inggris. Pada mulanya, ia sering naik sepeda ke kota Kororareka untuk menebang tiang bendera Inggris.

Kepala suku itu berpikir, jika selama tiang bendera tak ada di sana maka mereka tak akan pernah diperintah oleh Inggris. Tiang baru kemudian didirikan dan terus saja, Heke tebang.

Hingga sampai empat kali, tiang itu dibuat dengan besi besertakan dengan penjaga bersenjata. Ternyata aksi Heke pernah menuai perhatian pemerintah Inggris hingga seorang misionaris pernah turun tangan untuk memperingati timndakan Heke.

Sampai akhirnya, pada 11 Maret 1845, Heke dan sukunya turun ke kota dan melakukan aksi pembantaian. Heke kemudian berhasil kembali memotong tiang bendera itu dan menyulut perang dengan Inggris selama 10 bulan.

3 dari 5 halaman

3. Perang yang disulut karena mabuk

Pada 1788, Austria tengah mengalami konflik perang dengan Turki. Kota Karansebes, wilayah Romania merupakan tempat pertempuran yang kerap kali berbenturan dengan tentara Turki.

Perang konyol itu terjadi ketika orang Austria mendirikan kemah untuk bermalam. Sedangkan beberapa pengintai ditugaskan untuk keluar dan memeriksa pedesaan terdekat untuk mengecek kehadiran orang-orang Turki.

Bukan orang Turki yang mereka temukan, melainkan sekelompok kaum gipsi yang menawarkan minuman beralkohol. Dari situ kekacauan mulai muncul ketika pasukan infanteri Austria menemukan kelompok pengintai tersebut.

Kedua kelompok itu saling minum hingga memecahkan pertengkaran diatara keduanya. Salah satu orang yang bersemangat sampai melepaskan tembakan hingga menyulut perang.

Petugas infanteri lain yang mendengar tembakan mengira bahwa itu adalah isyarat dari adanya orang Turki. Sampai akhirnya pertempuran ini menjadi liar dan tak dapat dikendalikan.

Satu-satunya yang memenangkan pertempuran adalah kebodohan yang mengakibatkan nyawa hilang secara sia-sia. Orang-orang Turki yang datang sebagai musuh mereka justru menemukan lebih dari 10 ribu jasad Austria dalam keadaan tewas dan terluka.

Dari situ orang-orang Turki dapat merebut wilayah sambil tertawa dengan kebodohan tersebut.

4 dari 5 halaman

4. Perang gara-gara babi

Amerika dan Inggris pernah mengalami perang memalukan pada abad ke-19, yang dipicu karena masalah babi. Insiden menggelikan ini bermula ketika meletusnya Revolusi Amerika yang mendorong keduanya melakukan pertempuran secara habis-habisan.

Ketika revolusi berlangsung, ada batas yang kurang jelas tentang pembagian wilayah kekuasaan di wilayah Washington, Amerika. Dalam wilayah tersebut terdapat kepulauan yang disebut San Juan di mana kedua belah pihak saling mengklaim atas wilayah tersebut.

Pihak Inggris ada yang membuka peternakan domba dan sejumlah babi yang dimiliki oleh perushaan Hudson Bay milik Inggris.

Sampai suatu hari di bulan Juni 1859, Lyman Cutlar, pria asal Amerika melihat seekor babi dan menembaknya karena memakan tanaman kentangnya. Ternyata babi itu dimiliki oleh Charles griffin, asal Irlandia, seorang karyawan perusahaan Hudson.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Cutlarmulanya menawarkan kepada Griffin uang ganti senilai $ 10. Tawaran itu ditolak mentah-mentah, malahan Griffin menuntut $ 100 hingga akhirnya masalah ini tak terselesaikan.

Otoritas Inggris ternyata berusaha menangkap Cutlar akibat insiden tersebut. Tak mau kalah akan hal itu, Cutlar juga meminta bantuan militer Amerika.

66 tentara Amerika dikerahkan untuk menangani insiden babi tersebut. Namun, Inggris merasa khawatir jika pulau San Juan akan dikuasai Amerika sehingga mengirim lima kapal perang pada bulan Agustus.

Kedua belah pihak melakukan perang habis-habisan untuk memperebutkan wilayah tersebut yang dipicu karena insiden babi. Hingga akhirnya perang ini mulai membuat orang jenuh dan akhirnya Amerika dan Inggris menyetujui tentang kependudukan bersama di pulau tersebut pada bulan September kemudian.

5 dari 5 halaman

5. Perang telinga Jenkins

Di abad ke-16, Inggris dan Spanyol sedang mengalami hal yang buruk. Meski demikian, pihak Inggris memutuskan adanya kebijakan untuk tidak saling berperang.

Namun, alasan mengapa perang ini pecah diakibatkan dari kasus delapan tahun yang lalu. Ketika telinga Kapten Angkatan Laut Inggris, Robert Jenkins dipotong oleh orang-orang Spanyol yang jahat pada tahun 1731.

Semua orang yang mendapatkan informasi tersebut mengatakan insiden pemotongan telinga merupakan penghinaan besar bagi bangsa. Hingga perang harus segera dimulai.

Perang antara Inggris dan Spanyol terus berlanjut panjang hingga dalam Perang Suksesi Austria yang melibatkan banyak negara di wilayah Eropa. Dari konflik perang tersebut korban jiwa sampai mencapai lebih seperempat juta orang tewas dalam medan pertempuran.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini: