Sukses

Yuk, Kurangi Sampah Makanan dengan 6 Tips Sederhana Ini

Indonesia menjadi negara kedua dengan limbah tertinggi bahan makanan. Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, yuk lakukan tips berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta - Jangan kaget, jika Indonesia menjadi negara kedua dengan limbah tertinggi bahan makanan. Sampah makanan di negeri ini dalam setahun bisa mencapai 13 juta ton. Padahal dengan angka tersebut, kita seharusnya mencukupi kebutuhan pangan 28 juta warga yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Berdasarkan Food Sustainability Index 2017 yang dirilis oleh The Economist Intelligence Unit (EIU), terdapat hampir satu miliar orang mengalami kelaparan, tetapi sepertiga makanan hilang atau terbuang. Limbah makanan sesuai dengan empat kali jumlah yang dibutuhkan untuk memberi makan orang-orang yang menderita kurang gizi di seluruh dunia.

Adapun untuk kategori limbah dan bahan makanan yang terbuang (Food Loss and Waste). Arief Daryanto, Ph.D. yang merupakan Direktur dan Peneliti bidang Ekonomi Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan, saat membahas mengenai ketersediaan atau ketahanan pangan (food security), seringkali kita hanya fokus pada cara untuk meningkatkan produksi makanan tanpa memikirkan bagaimana mengatasi tingkat food loss & waste.

Padahal food loss & waste merupakan persoalan penting yang kini menjadi perhatian negara-negara di dunia karena dapat mempengaruhi tingkat ketahanan pangan suatu negara serta berimbas pada pemerataan kesejahteraan masyarakat.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Guna membantu masyarakat dalam memahami lebih jauh mengenai apa yang dimaksud dengan ‘kehilangan pangan’ (food loss) dan ‘sampah makanan’ (food waste), Arief menjelaskan bahwa food loss adalah makanan yang hilang sebelum sampai ke tangan konsumen (kehilangan yang terjadi saat makanan dalam tahap pengolahan dan/atau distribusi, sedangkan food waste adalah kehilangan yang terjadi pada tahap konsumsi.

“Menurut data dari FAO, sekitar 1,3 triliun ton makanan hilang setiap tahunnya di seluruh dunia dengan rincian: tingkat kehilangan saat produksi 10%, kehilangan saat tahap pengolahan paska panen & distribusi mencapai 7%, kehilangan selama pengolahan sebesar 1%, kehilangan saat pemasaran 6%, serta kehilangan saat tahap konsumsi mencapai 9%," kata Arief saat ditemui dalam acara Mylanta Kampanye Makan Bijak, di Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (15/5).

Annisa Paramitha dari Waste4Change, organisasi yang bergerak di bidang lingkungan, menyampaikan, konsumen Indonesia dihadapkan pada berlimpahnya pilihan makanan, namun tidak semua pilihan itu merupakan makanan yang baik atau sehat untuk dikonsumsi. Saat 40% masyarakat Indonesia dinyatakan kurang gizi, sekitar 10% yang lain justru mengalami obesitas (kelebihan berat badan).

Dengan mengurangi sampah makanan, selain dapat mengatasi krisis pangan, kita juga bisa mengurangi dampaknya terhadap kerusakan lingkungan misalnya seperti menurunkan tingkat gas metana.

“Salah satu solusi untuk mengurangi angka food loss & waste di Indonesia adalah dengan mendorong masyarakat untuk makan secara bijak atau tidak berlebihan. Karenanya, kami sangat mengapresiasi langkah inisiatif yang dilakukan Mylanta dengan meluncurkan kampanye ‘Makan Bijak’ menjelang bulan Ramadan, dimana tingkat konsumerisme masyarakat justru cenderung meningkat," papar Annisa.

Melihat masalah sampah makanan tersebut, kita pun harus mengambil langkah nyata berkontribusi dalam mengurangi tingkat food loss & waste di Indonesia, berikut ulasannya:

1. Mengurangi konsumsi makanan instan yang tidak baik bagi kesehatan dan beralih mengonsumsi makanan yang diproduksi secara lokal (lebih segar, lebih sehat).

2. Rencanakan dengan seksama sebelum membeli (beli apa yang dibutuhkan – jangan tergoda untuk membeli makanan yang tidak baik untuk dikonsumsi).

3. Masak bahan makanan dalam jumlah yang sesuai dan usahakan untuk tidak menyisakan makanan.

4. Simpan makanan dengan baik agar dapat dikonsumsi untuk jangka waktu yang lebih lama.

5. Olah kembali makanan yang tidak bisa Anda makan.

6. Selain itu, pihak pengelola restoran juga sebaiknya mulai menerapkan sistem denda jika pembeli menyisakan makanan.

Nah itu dia beberapa cara yang harus kamu lakukan untuk mengurangi sampah sisa makanan, agar lingkungan kita selalu bersih. Sebenarnya semua cara itu tidak sulit, kan?

Reporter:

Anisha Saktian Putri

Sumber: Vemale.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: