Liputan6.com, Jakarta - Nama Fatima Othman pernah viral ketika seorang tentara memberikannya minuman dan makanan. Wanita tua itu diketahui merupakan seorang tunawisma dan mengalami lumpuh pada bagian tangan dan kehilangan kedua kakinya.
Baca Juga
Advertisement
Momen interaksi antara tentara dan Othman ternyata membuat masyarakat terenyuh. Tentara itu pun mendapat pujian dari masyarakat serta komandannya. Othman juga memperoleh bantuan dari warga serta pemerintah ibu kota Lebanon.
Meski namanya sudah dikenal, baru-baru ini Othman kembali membuat warga Lebanon terkejut. Meski ia sudah meninggal akibat serangan jantung pada minggu lalu, barang-barang dan harta yang ditinggalkan oleh tunawisma itu ternyata bernilai hingga miliaran.
Dikutip dari Lad Bible, Rabu (23/5/2018), warga dermawan yang kerap memberikan bantuan finansial kepada tunawisma itu selama bertahun-tahun, justru dibuat tak percaya ketika kantong plastik milik Othman berisikan begitu banyak uang.
Ketika polisi menggeledah barang miliknya untuk mencari identitas keluarga dan kerabatnya, mereka justru menemukan buku deposit bank milik Othman. Lansia itu diketahui memiliki tabungan sebesar £ 835.000 atau setara dengan Rp 15 miliar lebih.
Bikin geger warga
Tentunya penemuan uang tersebut membuat masyarakat geger. Malahan banyak orang juga menanyakan mengapa wanita tua itu masih mengemis di jalan jika ia punya banyak uang dalam rekeningnya. Namun, uang itu niatnya akan diberikan kepada pihak keluarga yang bersangkutan.
Beruntungnya, polisi berhasil mengidentifikasi identitas Othman dan keluarganya. Jasadnya dan uang simpananya bisa dikembalikan pada keluarga Ain Al-Zahab yang tinggal di provinsi Akkar, yang berbatasan dengan Suriah.
Kedatangan polisi dianggap memberikan kabar duka sekaligus kejutan bagi keluarga Othman. Pihak keluarga juga mengatakan bahwa mereka terkejut mendengar bahwa Othman memiliki begitu banyak uang.
Othman merupakan seorang wanita 52 tahun yang terkenal di jalan-jalan Beirut. Kedua kakinya yang hilang serta tangan yang tak lagi berfungsi diketahui terjadi ketika ia terluka saat perang sipil Lebanon yang dimulai sejak tahun 1975 hingga 1990.
Selain korban luka, perang tersebut juga menyebabkan kematian lebih dari 120 ribu warga sipil hingga mereka harus melakukan emigrasi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Advertisement