Liputan6.com, Jakarta - Banyak ilmuwan mulai mengkhawatirkan kondisi Bumi yang rapuh dan tidak mampu lagi mendukung kehidupan. Semua hasil pengamatan ilmiah selama ini menunjukan tanda-tandanya.
Baca Juga
Advertisement
Para ilmuwan menyatakan, bentuk nyata dari kehancuran Bumi sudah dapat dilihat. Berikut tanda-tanda yang dimaksud.
1. CO2 capai tingkat tertinggi
Konsentrasi karbon dioksida atau CO2 di atmosfer telah mencapai tingkat tertinggi dalam setidaknya 800.000 tahun. Hal itu dianggap cukup mengerikan bagi para ilmuwan.
Pada bulan April, konsentrasi CO2 di atmosfer melebihi rata-rata 410 parts per million (ppm) dalam satu bulan, menurut Observatorium Mauna Loa di Hawaii.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah pembacaan observatorium itu berada pada rata-rata bulanan CO2 yang telah melampaui level tersebut.
Advertisement
2. Es Kutub Utara Mencair
Kutub Utara dianggap sebagai bagian vital dalam hal pengaturan suhu di bumi. Kutub utara memiliki fungsi memantulkan panas matahari kembali ke luar angkasa. Dengan berkurangnya permukaan es Kutub Utara maka jumlah panas yang dipantulkan menjadi lebih sedikit.
Beberapa tahun lalu, wilayah Kutub Utara kehilangan 155 ribu kilometer persegi wilayah es per tahun. Bumi saat ini terus mengalami kenaikan suhu beberapa tahun terakhir. Perubahan cuaca ekstrem juga sering terjadi di berbagai belahan Bumi.
3. Penipisan Lapisan Ozon
NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengamati lapisan ozon di Bumi, tepatnya di bagian wilayah Antartika. Di wilayah tersebut lapisan ozon telah menipis.
Bahkan, menurut penelitian terbaru, ukuran lubang ozon ini merupakan yang tertipis sejak 1988.
Berdasarkan keterangan peneliti NASA, menipisnya lapisan ozon ini diklaim tidak mengancam Bumi. Justru, penipisan lapisan ozon terjadi akibat fenomena variabilitas alam.
Advertisement
4. Kepunahan Hewan
Tingginya tingkat kepunahan hewan dan tumbuhan mendorong pertanda bahwa Bumi berada dalam zona bahaya untuk umat manusia. Tingkat kepunahan hewan dan tumbuhan, yang disebabkan karena polusi deforestasi, mencapai 10 sampai 100 kali lebih tinggi dari batas aman.
Laporan ini merupakan penelitian dari sebuah tim internasional yang terdiri atas 18 ahli untuk memperluas penelitian sebelumnya pada 2009 lalu.
Reporter:
Desi Aditia Ningrum
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: