Sukses

Dikira Radang Usus Buntu, Pria Muda Malah Meninggal karena Kanker

Salah diagnosis membuat pria ini mendapatkan penanganan yang salah.

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria muda dari Manchester telah kalah dalam pertempuran dengan kanker gara-gara staf medis gagal mengenali diagnosisnya. Keterlambatan diagnosis tersebut membuat pria berusia 25 tahun itu kehilangan nyawanya.

Saat pertama kali dirawat di rumah sakit pada Agustus 2017, Tom Thornton dari Oldham didiagnosis dengan radang usus buntu oleh staf Rumah Sakit Greater Manchester's Pennine Acute. Sembilan minggu setelahnya, Tom meninggal dengan diagnosis kanker usus buntu stadium lanjut.

Dalam pemeriksaan lebih lanjut, sang istri, Chantelle, percaya bahwa suaminya diperlakukan tak adil karena kesalahan diagnosis tersebut. Padahal, mereka baru saja memiliki bayi laki-laki yang lahir tiga minggu sebelum kematian Tom.

Awalnya Tom pergi ke rumah sakit tersebut setelah mengeluh sakit perut selama lima hari. Setelah dirawat di ruang gawat darurat, Tom terdaftar untuk operasi radang usus buntu, tapi prosedurnya tertunda.

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Dalam catatan kesehatan tersebut, tidak dijelaskan apa alasan penundaan tersebut. Namun, ternyata itu adalah awal dari apa yang diyakini sebagai serangkaian pencatatan yang buruk, manajemen yang buruk, dan kurangnya komunikasi.

Setelah usus buntunya diangkat, Tom sempat diperiksa oleh dokter setempat untuk memeriksa apakah ada sel-sel ganas. Namun, diyakini karena kekurangan staf dan terus-terusan bekerja lembur, dokter tersebut gagal menemukan sel yang bersifat kanker di usus buntu Tom.

Dua bulan kemudian, pria itu kembali dengan keluhan sakit di bekas luka yang ditinggalkan oleh operasi. Tes dilakukan, tapi dokter di rumah sakit tersebut memutuskan tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Dua minggu kemudian, Tom kembali ke rumah sakit dengan keluhan sakit perut. CT Scan dilakukan pada bulan November di mana saat itulah ditemukan kalau Tom memiliki kanker.

Ayah muda itu sempat menjalani kemoterapi, tapi tubuhnya tak cukup kuat karena kanker itu telah menyebar di banyak bagian tubuhnya. Tom meninggal pada Januari tahun 2018.

Profesor rumah sakit tersebut mengakui ada sejumlah kegagalan dalam perawatan Tom. Ia meminta maaf karenanya, tapi istri Tom tak tinggal dia. Ia siap menuntut rumah sakit tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: