Liputan6.com, Jakarta - Mungkin kasus satu ini bisa menjadi pelajaran bagi banyak orangtua untuk mengawasi anak-anak mereka saat bermain. Pasalnya, karena menelan sebuah peluit kecil, bocah 4 tahun di India mengalami batuk bersiul yang misterius.
Baca Juga
Advertisement
Gara-gara batuk yang dialami bocah ini, para dokter di New Delhi India, sampai dibuat geger. Dokter Suresh C. Sharma melaporkan bahwa kedua orangtua bocah itu menyadari hal yang aneh pada putra mereka.
Ketika batuk, putra mereka membuat suara seperti siualan. Padahal sang bocah tidak pernah mengalami riwayat kesehatan terjangkit infeksi virus pernapasan. Saat diperiksa, putra mereka juga dalam kondisi sehat.
Dilansir dari laporan Oddity Central, ternyata selama pemeriksaan fisik bocah itu mengalami hal aneh saat melakuan ekspirasi. Keanehan itu terjadi pada bagian paru-paru kirinya. Saat hasil rontgen keluar, para dokter tidak bisa mamastikan dengan jelas benda asing apapun yang berada dalam paru-paru sang anak.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Mendapat tindakan medis
Namun, Dr. Sharma bersama timnya menyadari memang sepertinya ada benda asing yang terjebak dalam paru-paru bocah tersebut dari hasil radiografi ekspirasi.
Saat melakukan tindakan medis bronkoskopi, barulah mereka menemukan peluit kecil yang menghalangi bronkus di bagian paru-paru kecil. Akhirnya tim dokter berhasil mengambil benda tersebut secara hati-hati.
Setelah operasi itu dilakukan, orangtua menjelaskan bahwa putra mereka pernah bermain peluit kecil, jadi ada kemungkinan besar bahwa peluit itu tertelan. Tapi kini masalah batuk misterius yang dialami sang bocah telah teratasi dengan baik.
Memang benda asing yang terkadang masuk saluran udara cukup umum terjadi. Namun, kasus satu ini dianggap berbeda karena benda asing yang masuk dalam paru-paru menimbulkan suara aneh.
Untuk alasan tersebut, kasus yang dialami sang bocah kemudian dituliskan dalam laporan medis New England Journal of Medicine. Selain sebagai laporan medis, kasus tersebut juga menjadi peringataan bagi para orangtua dan anak-anak.
Â
Advertisement