Sukses

4 Kepala Negara yang Menjabat Paling Singkat, Siapa Saja?

4 orang ini pernah dianggap sebagai pemimpin negara walaupun hanya dalam hitungan menit.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi kepala negara kedengarannya menarik bagi sebagian besar orang. Selain selalu menjadi sorotan, tugas sebagai kepala negara sebenarnya memikul beban yang berat demi kepentingan rakyat.

Tentu dengan terpilihnya seseorang menjadi kepala negara, biasanya diperuntukkan sampai beberapa tahun ke depan. Meski begitu, ada lo sejumlah kepala negara yang justru menjabat dalam waktu singkat hingga hitungan menit.

Dirangkum oleh Merdeka, berikut ini merupakan empat kepala negara yang pernah berkuasa secara singkat.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 5 halaman

1. Siaka Stevens

Pada 21 Maret 1967 Siaka Stevens dilantik menjadi presiden Sierra Leone di Istana Gubernur Jenderal. Setelah 30 menit pelantikan, kekacauan pun terjadi.

Pemberontak menerobos masuk ke Istana Gubernur Jenderal menangkap Stevens. Dia kemudian berhasil merebut kembali kekuasaan pada 1968 dan tetap menjadi presiden hingga 1985.

3 dari 5 halaman

2. Carlos Manuel Piedra

Carlos Manuel Piedra menjabat sebagai presiden Kuba hanya selama 2-5 jam. Piedra didapuk setelah Presiden Fulgencio Batista dan wakilnya mundur. Sesuai konstitusi, ketua Kongres seharusnya menjadi presiden baru Kuba, namun dia juga mengundurkan diri di saat pasukan Fidel Castro bergerak menuju Havana.

Dalam aturan konstitusi, saat kondisi seperti itu jabatan presiden jatuh kepada hakim mahkamah agung yang tertua. Kemudian Carlos Manuel Piedra ditunjuk sebagai presiden sementara. Usai menjadi presiden untuk beberapa jam, Piedra kabur ke kedutaan besar AS untuk meminta perlindungan. Dia meninggal dunia pada 1988 dalam usia 93 tahun.

4 dari 5 halaman

3. Roger LaFontant

La Fontant menjabat presiden Haiti selama kurang dari 24 jam. Presiden Herald Abraham mengundurkan diri pada tahun 1991. Sehingga sesuai undang-undang seharusnya ketua mahkamah agung Ertha Pascal Trouillot yang menjadi penjabat presiden.

Dia kemudian menggelar pemilihan presiden namun La Fontant mengambil kesempatan untuk menggelar kudeta dan menguasai Haiti. Namun, dalam waktu 24 jam terjadi perlawanan terhadap LaFontant yang berhasil mendudukkan kembali Trouillot ke posisinya. LaFontant sendiri kemudian dijebloskan ke penjara hingga dia tewas dibunuh di dalam penjara pada akhir tahun 1991.

5 dari 5 halaman

4. Diosdado Cabello

Diosdado Cabello hanya satu hari menjabat sebagai presiden Venezuela pada tahun 2002. Kala itu, terjadi upaya kudeta untuk menggulingkan presiden sebelumnya Hugo Chavez yang membuat Cabello tidak bisa menjalankan tugasnya.

Cabello mengambil sumpah jabatan sebagai presiden pada 13 April 2002. Dalam sumpah jabatannya, Cabello mengatakan bakal menjalankan jabatan itu hingga Hugo Chavez muncul dan bisa menjalankan tugasnya. Benar saja, beberapa jam setelah sumpah jabatan itu, Chavez muncul dan didudukkan kembali menjadi presiden Venezuela.

Reporter:

Desi Aditia Ningrum

Sumber: Merdeka.com